
KABARBIREUEN– Janda enam anak asal Dusun Tanjong, Desa Lhok Kulam, Kecamatan Jeunieb itu tinggal di rumah panggung berdinding kayu dan beratap rumbia itu sudah lama bocor. Jika hujan turun, maka air akan masuk ke dalam rumah melalui celah-celah atap yang sudah bolong di sana-sini tersebut.
Akibatnya, penghuni rumah terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya yang terletak di samping rumah mereka.
Ya, janda itu bernama Nurizaiyah, dia hanya bisa pasrah dan menyerahkan diri pada Allah SWT atas kondisi yang dialami keluarganya. Selain karena kondisi rumah tempat tinggalnya yang tak layak huni, untuk kebutuhan hidup sehari-hari, keluarga tersebut juga serba kekurangan.
Azhari, relawan sosial yang sering membantu warga yang kesusahan, kepada KabarBireuen, Selasa (7/3/2017) menyebutkan sudah enam bulan ini mereka tak bisa lagi menempati rumah tersebut.
“Kondisi rumah itu sudah sangat tak layak huni, karena itu mereka kini tinggal di rumah saudaranya yang tak jauh dari rumah tersebut,” ungkap Azhari.
Sejak suaminya Usman meninggal dunia, Nurizayah harus menjadi tulang punggung keluarganya dengan bekerja sebagai buruh tani. Itupun kalau ada yang mau menyuruhnya menjadi buruh tani.
Sementara anak-anaknya juga tak punya pekerjaan tetap, seperti M Isa dan Marhaban juga merupakan buruh tani, sementara Zakaria, saat ini masih pengangguran.
Tiga anaknya yang lain, Zainunis, sudah putus sekolah, sedangkan Martuni tinggal di Dayah anak yatim dan Munawir masih duduk di bangku SMP.
Dikatakan Azhari, berdasarkan penuturan Nurizaiyah, keluarga itu tak punya harta dan uang untuk memperbaiki rumah warisan yang berdiri diatas tanah mereka sendiri itu.
“Jangankan untuk perbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja mereka serba kekurangan. Mereka beli beras satu bambu per hari. Hari-harinya hanya dipenuhi doa, air mata dan air hujan,” sebut Azhari.
Karena itulah, kata Azhari lagi, keluarga tersebut sangat berharap mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bireuen berupa rumah bantuan. (Ihkwati)