KABAR BIREUEN- Tak terasa, usia Kabupaten Bireuen sudah memasuki 23 tahun, namun terasa seperti baru 3 tahun. Mungkin itu karena tak ada perkembangan pembangunan berarti selama lebih dari 20 tahun ini. Masih seperti yang dulu.
“Lon teukeujot Bireuen ka 23 thon, lon pike baro lhee thon. Bireuen mantong lage shot-shot, hana berubah- ubah, mantong menchep-chep. Bagai jalan di tempat, tak ada perkembangan dari tahun ke tahun,” ungkap Drs H Hamdani Raden dalam sambutan pada Paripurna Istimewa dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kabupaten Bireuen.
Sidang paripurna istimewa yang digelar Rabu (12/10/2022) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen itu sangat sederhana.
Penjabat Bupati Bireuen pertama itu mengharapkan agar Bireuen menjadi lebih baik ke depannnya dan tak terkesan jalan di tempat tanpa perkembangan.
“Saya yakin Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan yang pinter, putra bos saya, MA Jangka akan mampu membawa Bireuen lebih baik. Apalagi jika dibantu oleh Dewan untuk bersinergi dan bersama-sama membangun Bireuen,” sebutnya.
Dikatakannya, pihak eksekutif dan legislatif harus mempu menggali potensi Bireuen yang bisa dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satunya bisa bertanya kepada pelaku usaha perkebunan dan tambak seperti H Subarni yang sukses di kedua bidang itu.
“Saya berharap Pj Bupati dan dewan mampu melobi Jakarta agar memebrikan anggaran untuk pembangunan Bireuen. Kita harus pintar mencari peluang dan merayu pihak terkait di Jakarta,” harapnya.
Mantan Camat tersebut mengungkapkan, dulu, jika orang Bireuen ke Jakarta, saat ditanya asal mana, maka dengan bangga menyebutkan Bireuen dan di pusat juga sudah dikenal.
“Tapi sekarang, kalau kita bilang dari Bireuen, ada rasa malu. Bireuen itu meuchep-chep. Kalau ada yang tersinggung dengan pernyataan saya ini, silahkan saja tersinggung,” pungkas Pak Ham.
Sementara itu, Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan P.hD menyebutkan, saat ini pembangunan Bireuen tak hanya dari segi fisik semata, namun juga yang utama dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang agamis.
“Kita harus mulai membangun generasi muda yang agamis, yang rajin ke masjid, membaca Alquran dan tak sibuk dengan hal-hal negatif apalagi terlibat narkoba,” katanya.
Aulia Sofyan menginginkan anak- anak dan generasi muda Bireuen bisa seperti saat dia remaja dulu, yang menghabiskan waktu dengan belajar agama, salat di masjid dan melakukan kegiatan positif.
Sementara itu, Ketua DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar S.Sos pada kesempatan itu mengharapkan pelaksanaan HUT Bireuen di tahun-tahun mendatang lebih meriah lagi, dengan berbagai kegiatan.
“Semoga tahun depan HUT Bireuen lebih meriah lagi dan Kabupaten yang kita cintai ini lebih maju,” harap Ceulangiek.
Memang, perayaan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Bireuen tahun ini terkesan ala kadar dan apa adanya atau istilah seorang tokoh, asai kana mantong bek hana meu oh.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka HUT Bireuen juga tak semeriah sebelumnya, mulai dari jalan santai, donor darah, zikir serta puncaknya sidang paripurna istimewa, di mana ruangan didekor bernuansa adat dan anggota dewan serta pejabat Bireuen mengenakan baju adat.
Tak ada pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh Bireuen, kali ini juga ucapan dalam bentuk papan bunga tak sebanyak tahun sebelumnya.
Tampak hadir pada paripurna tersebut tokoh dan sesepuh Bireuen, yaitu, Drs Mustafa A Glanggang, H Subarni, H Sopiah Ali, Anggota DPRA, H Khalili, unsur forkopimda, serta pejabat Bireuen. (Ihkwati)