H. Ruslan M. Daud (HRD) sedang menjelaskan tentang resiko ambruknya jembatan tunggal Peudada, Bireuen, kepada Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Ir. Arief Rachman, M. ENG di Gedung Bina Marga Lt. 3, Jalan Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020). (FOTO: FACHRUL RAZI)

KABAR BIREUEN – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD), mengusulkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), agar dibangun jembatan gandeng di lintasan Jalan Banda Aceh – Medan, kawasan Kecamatan Peudada, Kabupatan Bireuen. Seperti jembatan Peudada yang sudah ada selama ini dan panjangnya mencapai 240 meter.

Hal itu disampaikan HRD saat menemui pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian PUPR, Jumat (31/1/2020) lalu.

Diterangkannya, saat ini di kawasan Kecamatan Peudada tersebut, tidak ada jalur alternatif yang sewaktu-waktu dapat dipakai untuk menyeberangi sungai.

“Kalau sampai jembatan Peudada ambruk, habis kita. Sebab, sama sekali tidak ada jalur alternatif yang bisa dilalui kendaraan,” ungkap Bupati Bireuen periode 2012-2017 ini.

HRD kembali mengulangi kalimat yang sama, sebagai pertanda begitu khawatirnya dia terhadap kondisi jembatan tunggal Peudada yang usianya sudah melebihi 25 tahun.

Jembatan Peudada, Bireuen.

Menurut putra Bireuen ini, jika jembatan tersebut mendadak rusak atau putus, otomatis jalur darat di ruas jalan nasional itu lumpuh total.

“Makanya, saya datang langsung ke sini. Saya khawatir kalau keterlambatan penanganannya nanti, akan berakibat fatal terhadap kelancaran lalu-lintas transportasi jalur Banda Aceh ke Medan dan sebaliknya,” begitu HRD beralasan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengawalan dan Evaluasi Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Ir Faturrahman, M.Si, mengatakan, dulu pada masanya menjabat sebagai Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banda Aceh, pernah meninjau kawasan itu.

“Saat itu, sudah ada rencana untuk menyediakan jalur alternatif, sebagai penghubung untuk menyeberangi Sungai Peudada tersebut,” sebut Faturrahman yang juga putra Aceh ini.

Hal senada juga dikemukakan Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga, Ir. Rachman Arief Dienaputra, M. ENG. Dia mengatakan, akan memprioritaskan permintaan HRD tersebut, mulai tahun anggaran 2021 dan tahun anggaran selanjutnya. (Suryadi)