
KABAR BIREUEN – Amri (28), penyandang disabilitas warga Dusun Tgk Wahed, Gampong (Desa) Bada Timu, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mengharapkan bantuan becak untuk berjualan jagung keliling.
“Kalau ada becak, saya akan berhenti mengemis di lampu merah dan akan berjualan jagung keliling,” ungkap Amri yang ditemui Kabar Bireuen di kawasan Simpang Empat Kota Bireuen, Sabtu (9/7/2022).
Disebutkan pria yang sudah menikah dan memiliki dua anak ini, ia menjadi peminta-minta karena terpaksa. Pekerjaan itu dilakoni Amri, setelah kecelakaan kerja tahun lalu yang mengharuskan kaki kanannya diamputasi.
“Dulu saya bekerja di panglong kayu. Namun, setelah kaki dipotong (amputasi), saya tidak bisa bekerja berat lagi,” kisah pria kelahiran Bangka Jaya, 14 Oktober 1994.
Bagi Amri, menjadi peminta-minta hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama keluarga. Selain itu, juga buat biaya pengobatan kakinya yang belum sembuh total.
“Uang yang saya dapat dari meminta-minta, hanya cukup untuk makan sehari-hari dan jajan anak sekolah. Kadang-kadang, uangnya juga untuk berobat kaki saya yang belum sembuh,” jelasnya dengan nada sedih.
Menurut Amri, beberapa waktu lalu ia sudah pernah meninggalkan pekerjaan sebagai pengemis dan beralih bekerja menarik becak penumpang. Becak itu punya orang lain dan sewanya sehari dua puluh ribu rupiah.
“Makanya, tidak saya dilanjutkan lagi sewanya, karena sekarang penumpang pun sepi. Kadang-kadang, pendapatannya hanya cukup untuk bayar sewa becak,” ujar Amri.
Untuk membantu Amri, Kabar Bireuen juga telah berupaya memfasilitasi akses bantuan becak ke Dinas Sosial Kabupaten Bireuen. Namun, saat ini belum ada bantuan yang bersumber dari APBK Bireuen.
Semoga ada dermawan yang bisa mewujudkan keiinginan Amri memiliki becak untuk berjualan jagung keliling dan meninggalkan pekerjaan sebagai peminta-minta. Sebuah impian seorang penyandang disabilitasa yang sangat sederhana dan tidak muluk-muluk. (Rizanur)