
KABAR BIREUEN, Jeumpa – Tiga tokoh berkompeten di bidangnya masing-masing menjadi narasumber Seminar Kewirausahaan Mandiri, yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Bireuen melalui Bidang Kepemudaan.
Seminar bertujuan membangkit gairah para pemuda berwirausaha secara mandiri berlangsung di Aula Lantai 3 Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Sabtu (18/5/2024).
Tiga tokoh yang menjadi pemateri tersebut adalah Sekda Bireuen, Ir Ibrahim Ahmad M.Si, Ketua Pembina Yayasan UNIKI Bireuen, Dr. H. Amiruddin Idris SE, M.Si, dan Dirut PT Takabeya Perkasa Group, H. Mukhlis, SH, ST.
Puluhan pemuda dari unsur kepemudaan dalam Kabupaten Bireuen antusias mengikuti Seminar Kewirausahaan Mandiri cukup besar
Sekda Bireuen, Ir Ibrahim Ahmad M.Si, memaparkan materi dengan judul Peran Pemuda Yang Enterprenership dan Berkarakter di Era Melinial.
Pada kesempatan itu, Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bireuen tersebut berbagi pengalaman dan kiat menjadi orang sukses.
Dikatakannya, jika ingin sukses, maka harus ada kemauan. Termasuk kemauan untuk belajar dan terus belajar.
Pada kesempatan itu, Ibrahim menceritakan pengalaman dirinya bisa belajar komputer. Karena saat itu sedikit yang bisa komputer.
“Saya pernah bayar empat orang staf di kantor untuk belajar komputer. Setelah selesai belajar, cuma satu yang berhasil belajar komputer karena ada kemauan dan kemampuannya. Lainnya sampai sekarang tidak bisa juga. Itu kemudian berpengaruh pada jabatannya yang segitu-gitu saja” ungkap Ibrahim.
Dia juga menyampaikan kiat sukses lainnya yaitu harus bisa bekerja sama dengan bawahan dan atasan, kiri dan kanan.
“Buka cafe juga perlu kerjasama. Kalau tidak bisa kerjasama dengan karyawan, nanti akan selalu ditinggal karyawan,” sebut Ibrahim.
Selanjutnya, untuk bisa sukses itu adalah jujur dengan diri sendiri, atasan dan bawahan. Karena dengan kejujuran , maka kepercayaan bertambah banyak dan terakhir bertaqwa dan bersyukur.
“Bila melakukan sesuatu saat ada kegagalan, jangan putus asa dan tidak boleh kecewaan. Terus belajar,” pesannya.

Narasumber selanjutnya, Ketua Pembina Yayasan UNIKI Bireuen, Dr. H. Amiruddin Idris SE, M.Si.
Dia memaparkan tentang pendidikan itu mendewasakan.
“Dewasa yang dimaksud di sini adalah dewasa dari padagogik, dewasa dari segi ilmu pengetahuan,” sebut Anggota DPRA itu.
Wirausaha itu erat kaitan dengan teknologi, yang memiliki pendidikan beda dengan yang tidak berpendidikan. Tidak boleh digeneralkan.
“Saya pernah dicibir banyak orang saat membangun perguruan tinggi. Mereka bilang itu hanya menciptakan pengangguran. Jadi saya balik tanya kalau tidak sekolah apa sudah ada pekerjaan?,” sebutnya
Banyak anak muda yang tidak mau jadi enterpreneur, banyak yang mimpi jadi PNS. Harus dirubah mindset kalau sekolah atau kuliah itu hanya ingin jadi PNS.
Tanamkan semangat kewirausahaan, pendidikan akan bermanfaat suatu saat nanti.
“Saya ini manok uteun, bukan dari keluarga berpengaruh atau keluarga pejabat, hanya anak petani, tapi Alhamdulillah sukses. Dari hanya pedagang kecil di terminal bisa jadi Rektor, jadi Wakil Bupati Bireuen, sekarang menjadi Anggota DPRA,” katanya.
Dia berpesan kepada para pemuda agar selalu jadi orang baik dan menanam jasa yang baik, karena suatu saat akan dikenang apa yang telah dilakukan sebelumnya.
Selanjutnya narasumber terakhir, Dirut PT Takabeya Perkasa Group, H. Mukhlis, SH, ST, mengisahkam tentang perjalanan hidupnya sampai sesukses sekarang.

Dia mengungkapkan pengalaman membangun usahanya.
Sebagai perusahaan kontruksi ikut berperan untuk membangun infrastruktur di Bireuen. Kemajuan Bireuen saat ini tidak terlepas dari peran pengusaha kontruksi.
Menurut Mukhlis, yang penting mau bekerja keras. Banyak dari keluarga susah yang berhasil dan sukses.
Dia menyebutkan, ada perusahaan kontruksi yang cukup dan berhasil, namun setelah pemiliknya meninggal, anaknya tak mampu mengelola perusahaan itu dengan baik
“PT Takabeya Perkasa Group yang saya didirikan pada tahun 2000 itu saat ini mempunyai 12 anak perusahaan di bawahnya,” ungkap Mukhlis yang juga Ketua KONI Bireuen itu.
Mukhlis menyinggung tentang peran anak muda, majunya sebuah negara dan daerah sangat tergantung pada anak muda.
Bireuen sekarang ini banyak dikenal dari segi kurang baik dan negatif, salah satunya karena narkoba.
“Padahal, Bireuen itu dikenal sebagai Kota Santri, tapi mirisnya kini dilabeli kota sabu. Kita prihatin. Masa depan anak muda tidak jelas lagi,” kata Ketua DKA Bireuen itu.
Harapan dia, pemuda sebagai tulang punggung untuk kemajuan Bireuen mampu menjadikan Bireuen lebih maju.
“Karena, sebaik baiknya manusia yang bermanfaat bagi manusia lain,” pungkasnya. (Ihkwati)