KABAR BIREUEN – Kementerian Perindustrian  Republik Indonesia, Direktorat Pengembangan Perwilayahan Industri menggelar pertemuan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Penyusunan Rencana Kebutuhan Infrastruktur Industri di Wilayah Pusat Pengembangan Industri (WPPI) Wilayah Sumatera dan Kalimantan, khususnya Aceh di Banda Aceh, Rabu (6/9/2017).

Salah seorang pemateri Tarmizi Abdul Gani atau Tarmizi AGE, petani kampungan yang juga salah seorang pelaku usaha di Aceh pada pertemuan Focus Group Discussion (FGD – 1) untuk Aceh di tahun 2017 ini fokus pada 6 Kabupaten, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Lhokseumawe, dan Aceh Utara.

“Kedepannya akan akan diperluas, hal ini berdasarkan informasi dari Kementerian Perindustrian,” ujar aktivis GAM yang pernah mendapat pendidikan di Denmark, Eropa itu.

Dikatakan Tarmizi AGE, untuk memaksimalkan perkembangan Industri di Aceh, bahkan dalam rangka menarik Investor ke Aceh, maka ada tujuh hal utama penting di wujudkan oleh penyelenggara, dalam hal ini adalah pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota.

Ketujuh hal tersebut adalah adanya bahan baku, infrastruktur Jalan yang bagus, listrik yang normal, kebutuhan air yang memadai, telekomunikasi, pelabuhan dan SDM.

“Selain itu birokrasi surat menyurat yang cepat, penyediaan lahan dan keamanan tentu menjadi faktor prioritas dasar,” tegas Tarmizi AGE, yang juga akrab disapa Mukarram itu.

Pada acara FGD yang dibuka Kadis Perindustrian dan perdagangan Aceh  H. Asmauddin tersebut, menghadirkan tiga nara sumber, yaitu Tarmizi AGE, Prof. Jasman (Praktisi Pendidikan), dan Salahuddin (Bappeda Aceh).

Pertemuan yang digelar di salah satu hotel di Banda Aceh itu dihadiri pejabat dari Kementerian Perindustrian,  Drs. Sahroni, MM, Bappeda Aceh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Badan Penanaman Modal Aceh, Dinas Pertanian dan perkebunan Aceh, Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dari 6 kabupaten kota yang tersebut di atas dan Kadin Aceh.

Hasil Koordinasi dan sinkronisasi Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh dalam sebuah pertemuan dengan delegasi dari Kementerian Industri dan Tarmizi AGE sebagai salah seorang pelaku usaha di Aceh dengan Kadis Perindustrian dan perdagangan Aceh  H. Asmauddin mencatat beberapa hal penting.

Hal tersebut adalah, sebut Tarmizi AGE yang juga Humas PT Buana Aceh Sejahtera di Kabupaten Bireuen itu, memberikan gambaran infrastruktur wilayah industri Aceh, mengidentifikasi kondisi existing infra industri, menekan kesenjangan antar wilayah.

Hal penting lainnya adalah, meningkatkan daya saing kedepan kaitan industri, Pemanfaatan kondisi existing eks Mobil Oil dan PT. Arun supaya bisa berdenyut lagi dan KIA (Kawasan Industri Aceh). (Ihkwati)