KABAR BIREUEN– Putri Julita (20) meninggal dunia dua jam menjelang akad nikah dengan Darmadi. Suasana duka pun menyelimuti rumah duka almarhumah di Jalan Sako Pancasila RT 05 RW 02 Kelurahan Sako Baru, Kecamatan Sako Palembang, Senin (8/5/2017).
Sebanyak 12 unit tenda dan panggung untuk resepsi pernikahan pun masih terpasang di halaman rumah duka. Pihak keluarga, sanak famili, kerabat dan tetangga pun masih silih berganti mendatangi rumah duka untuk menyampaikan rasa belasungkawa.
Pada dinding ruang tamu, terpajang foto almarhumah Elsa bersama Darmadi berukuran 20R yang dipasang bingkai kayu warna emas. Terlihat juga pada sisi kanan ruang tamu, tirai hiasan untuk prosesi akad nikad masih terpasang.
“Sama sekali kami tidak ada firasat. Elsa itu sama sekali tidak ada penyakit. Memang sejak beberapa hari sebelumnya mengeluh sakit nyeri di dada, tapi kondisi terlihat sehat dan tetap sadar,” ujar Dwi, bapak dari almarhumah Elsa, di rumah duka.
Istrinya, Yuliana, mengaku, juga tidak memiliki firasat apa pun. Namun, dia ingat sekali permintaan terakhir anaknya yang meminta untuk tidur bersama ibunya sebelum pernikahan.
“Seminggu sebelumnya Elsa minta tidur sama saya. Sebagai ibu, saya merasa mungkin Elsa mau tidur dengan ibunya karena mau nikah. Tapi kejadiannya seperti ini, mungkin itu permintaan terakhirnya,” ujar Yuliana yang tak mampu menahan kesedihannya dan berkali-kali mengusap air matanya dengan ujung jilbabnya.
Sebelumnya, Dwi menceritakan kronologis meninggal dunianya almarhumah Elsa. Jelang dua jam untuk akad nikah, Elsa merasa sakit nyeri dan sesak pada dadanya. Namun kondisinya tetap sadar dan bisa duduk serta berdiri.
Saat merasa sesak, Elsa pun sempat berpindah-pindah kamar di dalam rumah. Lantaran terus sakit dan tak mampu menahan rasa nyeri, Elsa pun akhirnya dibawa ke rumah sakit.”Waktu itu jam 12 siang, Elsa merasa sakit sesak, tapi tidak pingsan. Memang jam dua siangnya itu mau akad nikah.””Karena Elsa terus merasa sesak, kami bawa ke Rumah Sakit Cabang Charitas di Lebong Gajah. Sewaktu dalam perjalanan, Elsa ngomong ‘Pak, sakit nyeri’ sambil memegang dadanya,” ujar Dwi.
Dwi dan Yulina masih ingat betul kalimat yang diucapkan Elsa saat menuju perjalanan ke rumah sakit. “‘Pak..bu..aku dak bakalan lamo lagi’, itulah kata-kata yang diucapkan Elsa. Tapi ibunya bilang bertahan saja nak, kita berobat,” ujar Dwi.
“Kami sudah pasrah dan waktu itu jam satu lewat, saya merasa Elsa sudah tidak bernyawa lagi saat masuk ke UGD,” tambahnya sambil menahan tangis.
Sewaktu membawa Elsa ke rumah sakit, Dwi mengatakan, pihak keluarga dan kerabat memang sudah berkumpul di rumah untuk persiapan akad nikah. Sementara itu, pihak besan mempelai pria dan penghulu belum sampai ke rumah.
“Kami jalan ke rumah sakit, penghulu dan pihak besan sudah datang ke rumah. Waktu memang kami sudah siap, tapi saya dan ibunya Elsa sama sekali belum berpakaian rapi. Begitu juga dengan Elsa yang masih berpakaian seperti biasa dan belum sama sekali didandani,” ujar Dwi. (Kompas)