KABAR BIREUEN – Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH., M.Si, mengaku, sangat menghormati dan menghargai setiap masukan dari masyarakat, terkait rencana pembongkaran bangunan Stadion Cot Gapu, untuk dijadikan area Ruang Terbuka Hijau (RTH). Baik itu pendapat yang pro maupun kontra.
Hal tersebut sangat dipahaminya, karena RTH itu diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat. Makanya, akan diserap dulu semua pendapat dari berbagai kalangan masyarakat, sebelum wacana itu direalisasikan.
“Berbagai masukan dan saran muncul terkait wacana ini. Kami tampung semua. Ada yang setuju ada yang tidak. Tidak masalah bagi saya, demi untuk kebaikan kita bersama,” ungkap Muzakkar A. Gani yang ditanyai wartawan soal rencana revitalisasi stadion tersebut ke RTH, Kamis (4/2/2021).
Karena itu, Muzakkar memastikan dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak, untuk berdiskusi menyangkut rencana tersebut. Setelah itu, baru diambil kesimpulan bersama. Meski sebelumnya, dia juga sudah menyampaikan hal tersebut pada sejumlah tokoh masyarakat Kabupaten Bireuen.
“Seperti pada Haji Subar dan Bang Yan PT. Pada prinsipnya mereka setuju, kalau sudah ada stadion penggantinya,” sebut Muzakkar.
Begitu juga halnya dengan DPRK Bireuen, sudah sepakat dengan dirinya. Buktinya, kata dia, anggaran sebesar Rp500 juta untuk pembongkaran bangunan stadion tersebut dan keperluan lainnya, disetujui dalam APBK Bireuen 2021.
Selain akan meminta pendapat lagi dari sejumlah kalangan masyarakat, menurut Muzakkar, dirinya juga masih menunggu kepastian pembangunan Stadion Paya Kareung, sebagai pengganti Stadion Cot Gapu. Tidak serta-merta dibongkar begitu saja, tanpa penggantinya.
“Jadi, tidak gegabah kita bongkar bangunan Stadion Cot Gapu. Kita pastikan dulu pembangunan Stadion Paya Kareung. Sebab, kalau kita bongkar bangunan stadion itu kan tidak butuh waktu lama. Asalkan, sudah ada kesepakatan bersama,” jelas Muzakkar.
Sejauh amatannya, bangunan Stadion Cot Gapu memang sudah tidak layak lagi dipertahankan sebagai sarana olahraga. Sudah rusak dan bangunannya banyak yang telah retak termakan usia.
Kalaupun dibangun baru di situ, kata dia, luas lahannya tidak mencukupi. Sebab, harus berstandar internasional. Perlu ditambah track atletik di sekelilingnya yang memakan lahan lagi. Ini belum lagi untuk lahan parkir yang tidak tersedia.
“Lingkungan sekitar juga bisa terganggu. Letaknya berdekatan dengan Masjid Cot Gapu Bireuen. Selain itu, juga dekat dengan Kantor Kankemenag Bireuen, sekolah dan juga tidak jauh dari Kantor Bupati Bireuen,” papar Muzakkar.
Meski begitu, Muzakkar menyatakan, tetap terbuka menerima masukan dari berbagai kalangan masyarakat, terkait rencana pengalihan stadion tersebut untuk RTH yang juga berfungsi sebagai lapangan upacara.
Dia menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membahas dan menyampaikan beragam pandangan. Saran dan masukan itu semua, sebut Muzakkar, sangat penting baginya dalam mengambil suatu keputusan yang bijaksana nanti. (Suryadi)