KABAR BIREUEN –Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh bekerjasama dengan Kesbangpol Bireuen menggelar Focus Group Discussion (FGD) Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal, Selasa (13/6/2023) di Central Caffee Bireuen.

Kegiatan yang dihadiri puluhan peserta terdiri dari pelaku UMKM, konten kreator serta anak muda milenial itu dibuka Kepala Kesbangpol Aceh diwakili Kepala Sub Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya, Surya Edy Rahman SIP MA.

Dalam sambutannya, Surya Edy Rahman menyebutkan, ekonomi kreatif merupakan konsep yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.

Istilah ekonomi kreatif ini pertama kali diperkenalkan oleh John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People Make Money from Ideas. John Howkinds mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai the creation of value as a result of idea yaitu bagaimana mendapatkan rupiah dengan ide kreatif.

“Kami berharap di Bireuen akan muncul banyaknya pelaku ekonomi kreatif baik dari musik, kuliner dan konten kreatif,” harapnya.

Kepala Kesbangpol Bireuen, Dr Mukhtaruddin SH MH mengatakan, lima strategi pemerintah dalam melaksanakan ekonomi kreatif adalah, mengintegrasikan aset dan potensi mendorong inovasi dan kreativitas, membentuk Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) dan meregulasi dan mendukung kreativitas.

Pemateri dalam FGD tersebut ada dua orang yaitu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Syahrul Maulidi SE MSi dan Zairil. S IP konten kreator dari Banda Aceh.

Syahrul dalam paparan materinya menyebutkan, gelombang revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan fundamental pada berbagai tatanan kehidupan global.

Ini, sebutnya, ditandai semakin berkembangnya inovasi dan kreativitas dengan pemanfaatan teknologi informasi yang mendisrupsi berbagai sendi kehidupan global, termasuk persaingan dalam bidang ekonomi.

Syahrul menjelaskan, sebelum mengembangkan suatu usaha, maka terlebih dahulu melakukan survey, riset, tempat modal serta marketing dan branding.

“Suatu produk atau jasa itu harus ada keunikannya Misalnya cara dikemasnya bagaimana,” sebutnya.

Sementara itu, Zairil. S IP membahas terkait konten kreator. Dia mengatakan alasan harus melek ekonomi kreatif yaitu dunia telah berubah masanya, ekonomi kreatif adalah masa depan ekonomi dunia.

“Teknologi memaksa kita untuk berkembang dan jika kita tidak berkembang maka itu kita sudah mati,” katanya.

Bidang-bidang ekonomi kreatif terdiri dari pengembang permainan, arsitektur, desain interior, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner.

Selanjutnya, Film, animasi, video, fotografi, desain komunikadi visual, televisi dan radio, periklanan, kriya, seni pertunjukkan, penerbitan dan aplikasi.

“Konten kreator di youtube dan tiktok dan medsos lainnya bisa menghasilkan pendapatan miliran rupiah per bulannya,” sebut Zairil.

Dalam diskusi tersebut, peserta menanyakan cara efektif mengembangkan usaha dan bagaimana membuat konten yang menarik di youtube atau medsos lainnya. (Ihkwati)