KABAR BIREUEN-Memperingati 18 tahun MoU Helsinki, Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Syariat Islam (DSI) menggelar zikir, doa bersama dan tausiah.

Kegiatan yang dihadiri Penjabat (Pj) Bupati Bireuen diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Bireuen, Ir, Ibrahim Ahmad M.Si, dilaksanakan di Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen, Senin malam (14/8/2023).

Kegiatan dengan tema “Perjanjian Helsinki Dalam Perspektif Siyasah Syariah menghadirkan, Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah Lc.,MA (Pimpinan Dayah Tinggi Islam Samudera Pase, Baktiya, Aceh Utara) sebagai penceramah.

Pada kesempatan itu, Sekda Bireuen, Ir, Ibrahim Ahmad dalam sambutannya membacakan sambutan tertulis Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan. Ph.D.

Disampaikan, MoU Helsinki merupakan hasil dari proses negosiasi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun, dimediasi oleh mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.

“Bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Aceh yang telah berlangsung lama,” katanya.

Dikatakan, MoU Helsinki merupakan tonggak penting dalam sejarah Aceh. Perjanjian ini mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun dan membawa perdamaian untuk Aceh.

Dijelaskan, MoU Helsinki juga telah membawa perubahan signifikan bagi Aceh, termasuk meningkatnya pembangunan ekonomi, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Aceh.

Nota Kesepahaman MoU Helsinki telah menjadi dasar bagi perdamaian dan pembangunan di Aceh.

Pemerintah telah melaksanakan berbagai program pembangunan di Aceh, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Pemerintah juga telah memberikan amnesti kepada anggota Gerakan Aceh Merdeka yang telah meletakkan senjata.

“Nota Kesepahaman MoU Helsinki telah memberikan dampak positif. Masyarakat Aceh kini dapat hidup dengan damai dan aman. Ekonomi Aceh juga telah menunjukkan perkembangan.,” sebutnya.

Angka kemiskinan di Aceh telah menurun dan tingkat pendidikan di Aceh telah meningkat.

Nota Kesepahaman MoU Helsinki merupakan contoh keberhasilan diplomasi pemerintah dalam menyelesaikan konflik bersenjata.

Nota Kesepahaman MoU Helsinki ini telah menjadi contoh bagi negara-negara lain yang sedang menghadapi konflik bersenjata.

Banyak literasi MoU Helsinki yang bisa dilihat, dibaca dan dijelaskan kepada generasi Aceh selanjutnya.

“Namun pada peringatan hari perdamaian Aceh (MoU Helsinki) ke 18 kali ini kita peringati dengan pelaksana zikir, dan tausiah,” jelasnnya.

Semoga apa yang disampikan oleh ustazd penceramah nantinya menjadi bahan bagi kita ummat muslim dalam menata kehidupan bernegara dan bermasyarakat, bernuasa syariah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pj Bupati Bireuen melalui Sekda Ibrahim Ahmad berharap peringatan damai ini bisa menjadi momentum yang baik dan satu suara tekad kita bersama untuk terus menjaga perdamaian ditanah rencong ini.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Pimpinan dan Anggota DPRK Bireuen. unsur Forkopimda Bireuen, para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Administrator di lingkungan Pemkab Kabupaten,

Ketua Mahkamah Syar’iyah Bireuen, para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan undangan lainnya. (Herman Suesilo)