KABAR BIREUEN, Kota Juang – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Bireuen menggelar Pelatihan Videografi bagi puluhan Pelaku Ekonomi Kreatif.
Kegiatan yang diikuti 60 peserta terdiri dari anggota KNPI, Duta Wisata, dan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bireuen, berlangsung di Ballroom Fajar Hotel, Kamis 3 Juli 2025.
Pelatihan Videografi dibuka Kepala Disporapar Bireuen, Muhammad Al Muttaqin, S.Pd., M.Pd, dalam sambutannya mengatakan, melalui kegiatan ini, Disporapar Bireuen ingin melahirkan SDM profesional ekraf dan pariwisata di bidang videografi.
Intinya Disporapar Bireuen ingin menambah skill (keterampilan) generasi milenial Bireuen. Dan dalam hal ini Disporapar Bireuen selalu mendampingi dan mensupport untuk kemajuan SDM Bireuen lebih profesional.
Dan terampil serta menguasai hal teknis mulai dari pengambilan gambar hingga finishing (editing) dan fokusnya memajukan dunia Ekraf dan pariwisata lebih menarik perhatian.
Tentunya pelatihan ini membuka jalan melihat peluang usaha di bidang videografi sehingga para peserta harus memanfaatkannya dengan mengasah kemampuan teknis.
Pelatihan ini ditujukan bisa memberdayakan kemampuan mereka, dan tidak hanya menggunakan perkembangan teknologi informasi untuk hiburan semata.
Diharapkan para peserta bisa menghasilkan karya video dengan berbagai konten positif dan bermanfaat.
Promosi pariwisata melalui foto dan video berperan peting untuk menarik wisatawan. Karenanya, Disporapar Kabupaten Bireuen memberikan Pelatihan Fotografi dan Videografi bagi pengelola pelaku ekonomi kreatif di wilayah ini.
Geliat pariwisata di Kabupaten Bireuen saat ini sedang menuju percepatan. Karenanya, seluruh elemen pelaku pariwisata bekerja bersama untuk menangkap setiap peluang yang menumbuhkan pariwisata.
Kabupaten Bireuen memiliki potensi pariwisata berupa panorama alam yang indah. Di sini juga ada Kawasan Pariwisata Religi seperti makan Tun Sri Lanang dan Makam Habib Bugak yang menjadi magnet wisata seluruh dunia.

“Jadi bagaimana keindahan itu kita munculkan agar wisatawan tertarik untuk datang,” katanya,
Disporapar Bireuen terus mendorong para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bisa memberdayakan potensi yang ada di wilayahnya untuk menciptakan ekosistem pariwisata. Melalui produk foto dan video, mereka akan bisa memunculkan keindahan-keindahan Kabupaten Bireuen tersebut.
Kepala Disporapar Bireuen ini mengajak seluruh peserta bisa mengasah kemampuan rasa untuk menciptakan videografi yang sinematik.
“Memang ini menjadi tantangan yang besar, tapi jika kita terus berlatih dan memperbanyak jam terbang semua bisa, asal ada kemauan,” sebutnya.
Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disporapar Bireuen sekaligus penanggung jawab kegiatan, Ira Safhira, S.E., M.M. mengungkapkan pariwisata dan ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi yang besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat di Kabupaten Bireuen.
“Karenanya, pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu dilakukan agar pariwisata tidak hanya tumbuh dari aspek jumlah tetapi juga kualitas dan daya saing produk beserta brand-nya.
Salah satu pembentuk daya saing adalah foto dan video di media sosial atau marketplace.
Dari materi yang disampaikan, peserta diharapkan bisa meningkatkan promosi dalam pemasaran produk ekonomi kreatif, memberikan daya tarik bagi pembeli sehingga meningkatkan penjualan produk pariwisata dan ekonomi kreatif.
Salah satu peserta kegiatan, Ridha dari Duta Wisata Bireuen Tahun 2025 mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan serta teknik dalam pengambilan video dan cara pengeditan video sehingga bisa membuat karya yang menarik perhatian netizen.
“Saat melayani wisatawan, kami sering diminta mengambilkan foto atau video untuk mereka. Dengan membuatkan foto dan video yang bagus, tentu bisa menjadi sarana promosi,” katanya.
Pelatihan itu menghadirkan narasumber Muhammad Raufa, content creator muda yang aktif di berbagai platform digital.
Narasumber, Hudia SA, menjelaskan tentang komposisi sinematik yang harus dikuasai oleh seorang videografer tentu sesuai kebutuhan yang diambil apa itu terkait komersial hingga kepentingan pribadi (hobi).
Selain itu, hadir juga Ketua PWI Bireuen Ariadi B Jangka yang berbicara soal etika bermedia sosial. (Hermanto)