KABAR BIREUEN, Kota Juang – Sebanyak 66 guru dan kepala sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bireuen mengikuti pelatihan penguatan literasi dan numerasi yang difokuskan untuk mendorong transformasi pembelajaran di ruang kelas.
Kegiatan tersebut digelar Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen selama tiga hari, mulai 19 hingga 21 Mei 2025, di Aula Wisma Bireuen Jaya.
Pelatihan ini tak sekadar menjadi agenda seremonial, melainkan diarahkan untuk memperkuat kapasitas tenaga pendidik dalam merancang metode pembelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini.

Kepala Disdikbud Bireuen, Dr. Muslim, M.Pd, yang membuka pelatihan itu, menegaskan pentingnya penguasaan literasi dan numerasi sebagai fondasi utama dalam peningkatan kualitas pendidikan.
“Ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini diharapkan tidak berhenti di sini, tetapi diimplementasikan langsung di sekolah masing-masing. Dengan demikian, kualitas proses belajar mengajar dapat meningkat secara signifikan,” ujar Muslim dalam sambutannya.
Sementara Kepala Bidang PTK Disdikbud Bireuen, Abdul Majid, S.H., M.M., menjelaskan, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik langsung agar peserta memahami strategi-strategi sederhana namun efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, berhitung, serta berpikir kritis siswa.

“Peserta juga dibekali dengan lima strategi sederhana untuk meningkatkan literasi dan numerasi di semua tingkatan pembelajaran. Harapannya, strategi-strategi ini dapat langsung diimplementasikan dan membentuk budaya literasi-numerasi yang kuat di sekolah,” ujar Abdul Majid.
Pelatihan itu menghadirkan dua narasumber dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Aceh, yakni Putra Jaya, M.Pd, dan Rusyidi, M.Pd. Dia memberikan materi seputar konsep literasi dan numerasi secara komprehensif, strategi penerapannya di kelas, hingga teknik menyusun rancangan pembelajaran yang kontekstual.
Upaya tersebut menjadi bagian dari komitmen Disdikbud Bireuen dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah. Hal ini sekaligus menjawab tantangan era pendidikan abad ke-21 yang menuntut siswa tidak hanya mampu membaca dan berhitung, tetapi juga memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah secara kreatif. (Hermanto)