KABAR BIREUEN-Asri, remaja 15 tahun,  warga Gampong Balee, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, terpaksa berhenti sekolah.

Anak laki-laki itu tak melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi. Dia sudah putus sekolah sejak duduk di bangku kelas lima SD.

Orang tua Asri,  Ismail Abdullah  (55), saat dijumpai jurnalis warga, (30/7/2017), mengeluh nasib yang dialaminya karena tidak mampu menyekolahkan anaknya seperti orang lain.

“Bagaimana bisa saya menyekolahkannya, untuk kehidupan sehari-hari saja masih sangat kurang. Saya hanya bekerja sebagai buruh tani, kadang juga buruh nelayan, penghasilan tidak menentu,” ungkapnya pasrah.

Selain itu, keluarga kurang mampu tersebut juga tidak memiliki lahan sendiri untuk membangun rumahnya. Ismail pun terpaksa hanya bisa menempati  sebuah gubuk kecil untuk berteduh bersama putranya yang dia bangun di salah satu kebun warga.

Kondisinya yang sakit-sakitan, membuat dia mulai mengkhawatirkan masa depan anaknya. Ismail sangat berharap, pemerintah dapat memberinya bantuan, guna meringankan beban ekonominya.

“Saya berharap pemerintah mau memberi kami bantuan, sungguh kami orang miskin tidak memiliki daya apa-apa selain berharap ada yang membantu,” pintanya penuh harap.

Terkait hal tersebut, Keuchik Gampong Balee, Kecamatan Simpang Mamplam, Saifuddin kepada jurnalis warga (31/7/2017) menyatakan komitmennya untuk menganggarkan dana bagi anak-anak putus sekolah di desanya melalui APBG pada tahun mendatang.

Karena, diakuinya, selama ini memang belum pernah sekalipun desa memberikan bantuan kepada anak putus sekolah, terutama keluarga Ismail Abdullah yang mengalami keterbatasan ekonomi.

“Ke depan akan kita anggarkan dana untuk anak putus sekolah dalam APBG,” sebutnya. (Verawati/ Nurlaini/ Zauja Fazillah dan Mulyani).