KABAR BIREUEN – Warga Gampong Alue Sijuek, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, masih eksis menggelar khanduri blang atau kenduri turun sawah.

Kegiatan itu dipusatkan di kompleks makam/kubu Tgk Dibathon Gampong Alue sijuek, Kemukiman Pintoe Bate, Senin (07/11/2022).

Khanduri blang merupakan warisan leluhur yang kini dijadikan tradisi bagi warga Alue Sijuek yang dilaksanakan secara turun temurun untuk meminta kepada Allah SWT agar tanaman padi dijauhkan dari hama penyakit.

Pada momen kenduri blang, petani memanjatkan doa bersama supaya hasil panen padi bisa melimpah dan berkah.

“Tradisi kenduri blang dirangkaikan dengan doa bersama, dilakukan sebagai bentuk syukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT,” sebut Tgk Zulfikar, imam di desa setempat.

Tgk Zulfikar menyebutkan, saat menggelar khanduri blang, warga secara patungan menyumbang dana untuk membeli hewan ternak untuk disembelih.

Hewan yang disembelih itu dimasak dengan menu kuah beulangong untuk dibagi kepada warga yang telah menghadiri kegiatan turun sawah tersebut.

Kuah beulangong disantap setelah acara berdoa selesai. Pun demikian, kegiatan ini dilakukan sejak masa dahulu kala dan masih dirawat sampai saat ini oleh masyarakat desa setempat

Kepada media, Keuchik Alue Sijuek, Zakariani Ismail, menjelaskan, saat ini tradisi itu terus dipertahankan warga sebagai momen silaturrahmi sesama masyarakat. dengan menjaga kekompakan dan solidaritas bersama sebelum turun ke sawah

Sebelum turun ke sawah, warga melaksanakan gotong royong membersihkan saluran air.

“Sementara penyemaian benih padi direncanakan pada akhir November atau paling telat awal Desember 2022,” ujarnya. (REL)