KABAR BIREUEN, Kota Juang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bireuen melaksanakan Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting.
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bireuen Ir Ibrahim Ahmad, M.Si selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bireuen, diwakili oleh Asisten I Setdakab Bireuen Mulyadi, S.H.,M.M, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Rabu (18/9/2024) pagi.
Dalam sambutannya, Mulyadi membacakan sambutan tertulis Sekdakab Bireuen, dimana hasil Survei SSGI Prevalensi Balita Stunting mengalami kenaikan dari 22,4% menjadi 32,9%, Wasting 14,5% menjadi 15,9%, Underweight 25,5% menjadi 31,9% berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023.
Stunting terkait banyak penyebab antara lain faktor asupan gizi dan anak, Status kesehatan Balita, Ketahanan Pangan Lingkungan sosial dan kesehatan, Lingkungan Pemukiman, Kemiskinan dan lain-lain (UNICEF , 2013).
Program Perbaikan Gizi dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dilaksanakan melalui Intervensi Spesifik dan Sensitif.
“Intervensi Spesifik merupakan Intervensi lintas Program Kesehatan yang menyasar penyebab langsung stunting yang masih rendah capaiannya,”
Pada triwulan ke II tahun 2024, capaian nasional Konsumsi TTD remaja putri (49,5%) sedangkan capaian Kabupaten Bireuen 27%.
Capaian nasional Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif (70%), Kabupaten Bireuen 53%.
Kemudian capaian nasional Imunisasi dasar lengkap (75,4%), Kabupaten Bireuen 3%, dan Capaian Nasional Desa bebas dari BABS (buang air besar sembaranga (71,2%), Kabupaten Bireuen 36%. Hal ini masih memerlukan perhatian dari seluruh TPPS.
Intervensi sensitif adalah Intervensi yang secara tidak langsung memengaruhi kejadian stunting dan dilakukan di luar sektor kesehatan antara lain keluarga miskin memperoleh bantuan bersyarat.
Evaluasi intervensi spesifik stunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis program pencegahan stunting yang dilakukan dengan intervensi spesifik.
“Pelaksanaan dalam kegiatan ini diharapkan membawa dampak positif dalam penurunan angka stunting di Bireuen,” pinta Asisten I Sekdakab Bireuen ini.
Panitia pelaksana, Sadriah, SKM., MKM menjelaskan, evaluasi intervensi spesifik stunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis program pencegahan stunting yang dilakukan dengan intervensi spesifik.
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan merumuskan strategi perbaikan guna mencapai target Nasional tahun 2025 sebesar 18,8%.
“Sedangkan untuk Provinsi Aceh 25,5% dan target angka stunting di Kabupaten Bireuen untuk tahun 2025 bisa mencapai 23,1%, dan di tahun 2045 menjadi 3,8 %,” sebutnya.
Maka perlu dukungan, komitmen kontinyu dalam penanganan stunting dan diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini membawa dampak positif dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bireuen.
Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting jumlah peserta 100 orang terdiri dari OPD terkait Stunting, Direktur RS.Fauziah, Pj Ketua PKK, Para Camat, Kepala Puskesmas, UPT KB, Organisasi Profesi, Satgas Stunting dan lintas program.
“Kegiatan dilaksanakan satu hari, Rabu 18 September, di Aula Wisma Bireuen Jaya,” ujar Sadriah. (Hermanto).