KABAR BIREUEN, Bireuen — Di tengah derasnya arus digitalisasi yang memengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Bireuen mengambil langkah strategis dengan menggelar Pendidikan Kader Ulama (PKU) Tahun 2025. Kegiatan ini dibuka Wakil Bupati (Wabup) Bireuen, Ir. H. Razuardi, MT, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Kamis (15/5/2025).
Mengangkat tema “Melalui Kegiatan PKU Semoga Akan Lahir Calon-Calon Ulama Masa Depan”, kegiatan ini menjadi ikhtiar nyata untuk mencetak generasi ulama muda yang mampu merespons tantangan zaman, termasuk pengaruh negatif digitalisasi global.
Dalam sambutannya, Wabup Razuardi menyampaikan, pentingnya peran ulama dalam sejarah dan masa depan Aceh. Menurutnya, sejak masa Kesultanan Aceh, ulama telah menjadi tiang penyangga peradaban. Peran strategis ini terus mendapat legitimasi melalui regulasi seperti UU No. 44 Tahun 1999 tentang Keistimewaan Aceh, UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, serta Qanun Aceh No. 2 Tahun 2009 tentang MPU.
“Di tengah derasnya arus informasi global, peran ulama semakin krusial. Kami sangat berharap ulama tidak hanya menjadi penuntun spiritual, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi digital untuk berdakwah, membina umat, dan menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif dunia maya,” ujar Razuardi.

Wabup Razuardi juga menekankan pentingnya sinergi antara ulama dan umara dalam mewujudkan Kabupaten Bireuen yang berakhlak, bermartabat, dan sejahtera. Karena itu, pihaknya membuka diri untuk kritik dan masukan dari para ulama demi kemajuan daerah ini.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat MPU Bireuen, Said Jamaluddin, SE, melaporkan, PKU tahun ini diikuti 38 peserta utusan dari berbagai kecamatan dalam Kabupaten Bireuen. Mereka merupakan alumni dayah atau guru dayah, pernah mengajar kitab klasik seperti Bajuri, berusia maksimal 30 tahun, belum menikah, dan belum pernah mengikuti PKU sebelumnya.
“Kegiatan ini dilaksanakan selama 17 hari, mulai 15 hingga 31 Mei 2025, dengan sistem pendidikan intensif dan peserta diwajibkan menginap di tempat yang telah disediakan,” jelasnya.
Menurut Said, tujuan utama dari PKU ini untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan wawasan para kader ulama agar mampu memahami ajaran Islam dari sumber aslinya. Selain itu, mereka mampu mengaktualisasikan nilai-nilai syariat Islam dalam konteks sosial modern.

PKU 2025 ini menghadirkan 17 narasumber yang terdiri Tgk. H. Helmi Imran, MA
Drs. Syafruddin, Dr. Nazaruddin, Abiya H. Muhammad Baidhawi HM, Tgk. Akhtailah, Tgk. Muhammad Hafiq, Tgk. Hendri Julian Ibrahim, MA, Syeh Boihaqi Syeh Ahmad, Dr. Murtadha Yusuf, Mahyani Muhammad, Tgk. Saifuddin Muhammad, Drs. Akhtiar Ismail, Lc, MA, Syauki, S.H, M.H, Mulyadi, S.H, MM, Hasna Tuddar Putri, M.S.I., Tgk. Sudirman Ismail, S.Pd.I, dan Said Jamaluddin, S.E.
Para narasumber tersebut memaparkan berbagai materi strategis, seperti Penangkalan Aliran Sempalan, Fatwa MPU, Ilmu Tajwid, Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Ilmu Tauhid, Tasawuf, Hadis, Ushul Fikih, Tafsir, Siyasah Syar’iyah, Ekonomi Syariah, Faraidh, Bahasa Arab, hingga Legal Drafting dan Ilmu Falak.
Melalui kegiatan ini, MPU Bireuen berharap akan lahir kader-kader ulama muda yang tidak hanya menguasai keilmuan klasik, tapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman dan mampu berkontribusi aktif dalam membumikan syariat Islam secara utuh di Aceh. (Hermanto)