Kondisi terkini Paya Jagad, Gampong Cot Keutapang, Kecamatan Jeumpa Bireuen

KABAR BIREUEN-Paya Jagad merupakan sebuah payau buatan yang dibangun puluhan tahun lalu. Waduk yang terletak di Gampong Cot Keutapang, Kecamatan Jeumpa itu digunakan sebagai tempat menampung air untuk mengairi sawah penduduk. Lokasi yang indah dan bagus tersebut layak dijadikan tempat wisata.

Saat ini debit air payau tak begitu banyak. Sebagian besar permukaan paya dipenuhi enceng gondok.

Panorama Paya Jagad memang bagus dan indah. Dari kejauhan tampak barisan bukit yang terbentang luas. Disekilingnya jejeran pohon kelapa dan pohon lainnya menambah keindahan alam di sekitar waduk tersebut. Jalan setapak yang biasanya dilewati warga lumayan bagus, meski tak begitu lebar, hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Di bawahnya hamparan sawah penduduk terbentang luas.

Paya Jagad layak dijadikan lokasi wisata bagi warga disekitarnya. Tak hanya itu, Paya Jagad juga bisa menjadi lokasi pemancingan yang menarik.

Tempat itu juga bagus menjadi objek untuk mengambil foto, apalagi saat senja ketika matahari akan tenggelam. Ditambah lagi burung-burung yang terbang di atas paya makin menambah eksotisnya tempat tersebut.

Sebagian besar anak-anak di desa tersebut menghabiskan waktu sorenya dengan bermain di sekitar paya, baik berenang, memancing maupun main perosotan menggunakan pelepah daun pinang dari tanggul pinggir paya meluncur sampai ke persawahan dan jalan setapak di bawah paya. Dulu, ada anak-anak yang setiap hari berenang di paya.

Keberadaan Paya Jagat memang memberikan manfaat bagi penduduk di sekitarnya. Selain itu paya tersebut juga berpotensi menjadi tempat wisata.

Salah seorang warga Bireuen, Ir Yanfitri MT kepada Kabar Bireuen menyebutkan, Paya Jagad layak untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Selain Paya Jagad, katanya, Paya Geudeubang, Meunasah Dayah, Kota Juang, Bireuen juga layak menjadi objek wisata

Staf Ahli Bupati Bireuen itu, mempunyai impian dan harapan, lokasi tersebut menjadi tempat wisata seperti Waduk Sidodadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dikatakannya, Paya Jagad memang indah, karena itu harus dijaga dan diamankan sebab merupakan aset daerah, selain itu juga merupakan  kawasan resapan air dan irigasi, paru-paru kota, ruang terbuka hijau.

“Paya Jagad juga bis amenjadi lokasi budidaya ikan air tawar, pencegah banjir, olah raga air, wisata alam juga untuk taman edukasi. Semua itu bisa mendongkrak Pendapatan Asli daerah,” ungkap mantan Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Bireuen itu.

Yanfitri sendiri sudah pernah mengunjungi langsung Paya Jagad, yang memang sangat indah dan cantik.

Paya tersebut berjarak 1,5 kilometer arah barat kota Bireuen. Konon nama itu muncul karena dahulu sekitar tahun 1940-an sampai tahun 1970-an, di lokasi sekitar payau tersebut sering disembelih kerbau yang kulitnya agak keputihan (kerbau balar-red).

Kerbau yang oleh penduduk sekitar disebut kerbau Jagad itu disembelih untuk kenduri , termasuk kenduri blang. Namun, kini tradisi penyembelihan kerbau Jagad itu sudah tak pernah lagi dilakukan lagi.

Biasanya jika debit air di paya agak banyak, anak-anak sering menghabiskan waktu berenang, memancing atau sekedar naik rakit bambu menyeberang sampai ke ujung sisi satunya.

Namun, jika musim kemarau tiba, debit air yang berkurang, tepian paya dijadikan lahan oleh penduduk untuk bertanam sayuran dan palawija seperti bayam, kangkung, cabe tomat, dan kacang-kacangan. Di sekitar pinggir paya ada mata air yang oleh warga disebut Mon Bayu.

Saat ini, sebagian besar dari pinggiran paya dipagari dengan bambu. Di pinggir paya juga tumbuh sejumlah rumpun bambu, pohon kedondong pagar, tumbuhan semak. Tak ketinggalan ada juga yang menanam kelapa serta pisang. (Ihkwati)