
KABAR BIREUEN – Bidang Pembinaan Ketenagaan (PTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen mengelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun 2024.
Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka itu diikuti puluhan kepala sekolah dan guru jenjang Sekolah Dasar (SD) dari sejumlah sekolah yang ada di Kabupaten Bireuen.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Disdikbud Kabupaten Bireuen, Muslim, M.Si, diwakili oleh Sekretaris Disdikbud Bireuen, Zamzami, S.Pd., M.M, di Aula Wisma Bireuen Jaya, Rabu 21 Februari 2024.
Widyaprada Bidang PTK Disdikbud Bireuen, Yusmadi, S.Pd., M.Pd, melaporkan, Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka ini bertujuan terlatihnya kepala sekolah dan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Kurikulum Merdeka secara Mandiri.
Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari (21-23/2/2024) di Aula Wisma Bireuen Jaya diikuti 80 peserta dari 40 sekolah jenjang Sekolah Dasar dalam Kabupaten Bireuen.
“Peserta tersebut terdiri kepala sekolah sebanyak 40 orang dan guru 40 orang,” rinci Yusmadi.
Disebutkan, kegiatan dengan topik Optimalisasi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Mandiri menghadirkan narasumber Widyaprada BPMP Provinsi Aceh, Putra Jaya, M.Si dan Dosen Universitas Almuslim, M. Rezeki Muamar, S.Si. M.Ed.
Sekretaris Disdikbud Bireuen, Zamzami, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para peserta yang hadir.
Dikatakan, Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter dan kemampuan individu.


Di tengah dinamika perkembangan zaman, pemerintah Indonesia memandang perlu untuk terus mengembangkan sistem pendidikan yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang berubah.
Salah satu langkah yang diambil adalah penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Kurikulum Merdeka diarahkan untuk memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam mengatur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik, sekaligus mendorong kreativitas dan inovasi guru.
Disebutkan, langkah pertama dalam optimalisasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka di SD adalah peningkatan pemahaman dan kesadaran para pendidik, diperlukan workshop dan pelatihan secara berkala untuk membekali guru-guru dengan pengetahuan mendalam tentang filosofi dan tujuan dari Kurikulum Merdeka.
Zamzami menjelaskan, guru perlu memahami kurikulum ini bertujuan untuk merangsang kreativitas dan memotivasi peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran, mereka juga perlu memahami konsep penilaian yang fokus pada pengembangan potensi peserta didik, bukan sekadar mencapai target nilai.
Disebutkan, peran kepala sekolah sangat krusial dalam menggerakkan dan memotivasi seluruh elemen sekolah, kepala sekolah perlu menjadi pemimpin yang visioner, mampu menggali potensi dan kebutuhan sekolah serta mengarahkannya sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka.
“Dengan memberikan dukungan dan semangat kepada guru, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memotivasi inovasi dalam pembelajaran,” ujarnya.
Selain itu, pembentukan tim guru atau komite kurikulum di sekolah dapat menjadi solusi efektif, tim ini dapat bertanggung jawab untuk mengidentifikasi potensi peserta didik, menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan kurikulum.
“Dengan adanya tim ini, setiap guru dapat fokus pada area spesifik yang sesuai dengan keahliannya, menciptakan sinergi dan kekompakan dalam mencapai tujuan Kurikulum Merdeka,” kata Zamzami.
Penting untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Merdeka dengan metode evaluasi yang sesuai, penilaian harus mencakup aspek kreativitas, keterampilan sosial, dan kemampuan berpikir kritis, selain dari aspek kognitif tradisional.
Dengan demikian, hasil evaluasi tidak hanya mencerminkan penguasaan materi, tetapi juga kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kepala sekolah dan guru diharapkan menguasai dan mengerti bagaimana yang disebut dengan Merdeka Belajar,” pinta Sekretaris Disdikbud Bireuen ini. (Hermanto).