
KABAR BIREUEN– Polarisasi persoalan politik hingga berbagai permasalahan sosial yang kerap terjadi selama ini telah membuat kondisi yang menjurus pada terciptanya disharmonis di tengah masyarakat.
Ini merupakan masalah serius apabila terus di biarkan tanpa adanya sosusi yang tepat, karena dapat merusak sendi-sendi kebhinnekaan dan mengerus rasa nasionalisme.
Hal ini terungkap dalam seminar wawasan kebangsaan “Merawat Kebhinnekaan dan Menumbuhkembangkan Sikap Bela Negara” yang di selenggarakan oleh Lembaga Studi Kajian Kebijakan Publik (LSK2P) Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah di salah satu Caffee di Takengon, Aceh Tengah (24/7/2017).
Halisma Aprilia, SH, mewakili Kesbangpol Aceh Tengah pada kegiatan itu mengatakan kondisi bangsa kita saat ini mengalami krisis yang multidimensi baik terhadap politik, ekonomi, moneter, hukum dan kepercayaan ibarat pohon kering.
“Banyak masyarakat yang kecewa terhadap kondisi politik, ekonomi dan hukum di Indonesia karena ulah para para elit yang membidangi hal tersebut sehingga berdampak pada rasa kecintaan masyarakat terhadap negara,” sebutnya.
Semenatra itu, Drs. Ibnu Hadjar Laut Tawar yang juga hadir sebagai pemateri menyampaikan bahwa pluralisme di Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak di miliki oleh negara lain, oleh karena itu perlu terus kita rawat dan kembangkan.
Hal ini juga dibenarkan oleh narasumber lainnya Dr. Effendi Hsan, MA, menurutnya keanekaragaman masyarakat kita selama ini terusik akibat kondisi arus globalisasi yang tidak dapat kita imbangi dan kondisi masyarakat yang carut marut dengan kemiskinan dan kebodohan.
Mustaqim S.Sos selaku direktur Lembaga Studi Kajian Kebijakan Publik (LSK2P) mengatakan, tujuan seminar wawasan kebangsaan ini dilaksanakan sebagai bentuk pembangunan karakter kebangsaan untuk mewujutkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dasar dan ideologi serta haluan bernegara dalam bingkai NKRI. (REL)