KABAR BIREUEN – SMA Negeri 2 Bireuen, Provinsi Aceh tahun anggaran 2019 mendapat dana renovasi gedung yang dibiaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Dirjen Dikdasmen dalam bentuk Bantuan Sosial (Bansos).

Renovasi gedung (aula, kantor dewan guru) SMA Negeri 2 Bireuen yang dibiayai dana APBN tahun anggaran 2019 dilaksanakan swakelola atau block grant sampai saat ini masih dalam pengerjaan, meskipun telah memasuki tahun 2020.

Amatan media ini di lokasi, Senin (20/1/2020) beberapa pekerja tampak sedang mengerjakan beberapa bagian bangunan gedung itu, seperti pemasangan keramik lantai bagian luar dan dinding.

Karena tidak adanya papan informasi proyek dipasang di lokasi, sulit diketahui jumlah anggaran pasti dan masa pelaksanaan pekerjaan.

Sumber Kabar Bireuen, warga sekitar juga mempertanyakan alasan dari pihak sekolah selaku pelaksana proyek tidak memasang papan informasi.

“Ini sepertinya ada yang ingin disembunyikan, terutama terkait jumlah dan sumber anggaran. Kemudian sistim pelaksanaannya, apakah itu tender atau swakelola. Masa pelaksanaan proyek sampai kapan, kita juga tidak taus,” sebutnya.

Sumber yang minta identitasnya tidak dipublikasi ini meyakini, proyek itu harus rampung dikerjakan pada Desember 2019.

“Sekarang sudah masuk tahun 2020, tetapi proyek di lapangan masih dikerjakan. Dan saya dengar uang telah direalisasi 100 persen. Sepertinya ini ada permainan,” duga sumber tersebut.

Kepala SMA Negeri 2 Bireuen, Drs Hanafiah MPd kepada Kabar Bireuen, Senin malam (20/1/2020), di salah satu kafe yang tidak jauh dari sekolah tersebut, membenarkan proyek itu belum rampung 100 persen.

“Bangunan itu baru dapat kami kerjakan pada bulan Agustus 2019,” kata Hanafiah.

Ditanya sumber anggaran renovasi aula dan kantor guru SMA Negeri 2 Bireuen, kata Hanafiah, anggaran dari pusat, yaitu dana APBN tahun anggaran 2019 dalam bentuk bantuan sosial yang disalurkan melalui Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

“Ini anggaran saya lobi dari ‘pusat’ sejak tahun 2017 dan baru turun 2019. MoU langsung dengan Dirjen Dikdasmen,” sebutnya.

Tentang tidak dipasangnya papan informasi proyek, kata Kepala SMA Negeri 2 Bireuen tersebut, untuk menghindari agar tidak banyak yang mempertanyakan, namun ia tidak menjelaskan maksud dipertanyakan itu.

Besarnya anggaran renovasi gedung itu, disebutkannya Rp 2 milyar, dikucurkan secara bertahap, yaitu, tahap pertama 70 persen pada bulan Agustus 2019 dan tahap kedua 30%. Tapi ketika ditanya kapan kucuran tahap kedua, Hanafiah tidak memberi jawaban pasti, dan terkesan ada yang ingin disembunyikan.

Menurutnya, keterlambatan penyelesaian proyek tersebut telah diberikan penambahan waktu oleh Ditjen, namun lagi-lagi Hanafiah tidak berani menyebutkan sampai kapan.

“Kami memang sudah ditegur karena proyeknya belum selesai,” sebutnya.

Katanya, volume bangunan yang dikerjakan pihaknya sudah di luar perencanaan. Karena ada penambahan bagian tertentu, seperti pada bagian lobby.

“Perkembangan proyek kami lapor secara berkala, sebab kita kerjakan secara swakelola, dan apakah perlu adendum waktu kita tunggu jawaban dari sana,” pungkasnya. (Rizanur)