KABAR BIREUEN-Ratusan pelajar di Bireuen mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMP tingkat Kabupaten Bireuen selama dua hari (2-3/4/2019).

O2SN-SMP yang digelar oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bireuen bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Bireuen, berlangsung selama dua hari (2-3/4/2019).

Ketua pelaksana, Zamzami S.Pd mengatakan, kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional SMP ini, diikuti oleh 860 peserta dari 86 SMP Negeri ataupun Swasta, mereka akan mengikuti lima cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu bulutangkis, karate, renang, atletik dan pencak silat.

Peserta tersebut adalah siswa yang terbaik  hasil seleksi di sekolah masing-masing, untuk mengikuti seleksi di tingkat Kabupaten menuju ajang yang sama ke Provinsi dan juga Nasional.

“Juara pertama disetiap cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan baik putra dan putri akan mewakili kabupaten Bireuen ke Provinsi,” jelas Zamzami.

Lokasi yang kita pergunakan dalam O2SN-SMP ini, yaitu untuk cabang Atletik di Lapangan Karang Rejo (belakang SMPN 1 Bireuen), cabang Bulutangkis di Gedung Karang Taruna Peusangan dan Geudung SKB Bireuen, cabang Pencak Silat di SKB Bireuen dan Renang di kolam renang Arun Lhokseumawe.

Sebelumnya Kadis Disdikpora Bireuen Drs Muhammad Nasir M.Pd dalam inti arahannya menyampaikan, kegiatan O2SN ini sebagai pembuktian pembinaan pihak sekolah, dengan O2SN diharapkan akan lahir atlet yang handal di Kabupaten Bireuen, sehingga prestasi olahraga siswa Kabupaten Bireuen bertambah meningkatk, baik di Provinsi ataupun Nasional.

“Untuk mencapai ini, sekolah diharapkan terus melakukan pembinaan sejak dini,” harapnya.

Peserta diharapkan menjunjung tinggi Fair Play, karena tujuan kegiatan ini selain berolahraga juga sebagai pembentukan karakter bagi siswa, terutama adalah disiplin kerjasama yang baik kemudian sportifitas yang tinggi agar pembentukan karakter di sekolah itu ke arah yang lebih baik, kemudian baru prestasi

“Kepada para juri, diharapkan  melaksanakan penilaian dengan benar dan adil, tidak terpengaruh dengan kedekatan atau hubungan emosional baik dengan para peserta didik peserta lomba maupun dengan sekolah,” tegas Muhammad Nasir. (Herman Suesilo)