Desain Monumen Kota Juang

KABAR BIREUEN – Bireuen sejak memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI dimasa revolusi 1945 dan agresi Belanda 1947-1948 sudah dikenal sebagai kota perjuangan.

Namun sudah 72 tahun Indonesia merdeka Kota Juang Bireuen masih terlupakan. Identitas Kota Juang sebagai menghargai jasa-jasa pahlawan pejuang dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI hingga saat ini belum dimiliki.

Demikian dikatakan Abu Bakar Amin (93), salah seorang pengurus Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Bireuen mantan anggota AURI Lapangan Terbang Iskandar Muda Teupin Mane Juli kepada Kabar Bireuen, Rabu (22/11/2017).

Dikatakannya, monumen Kota Juang Bireuen disarankan dibangun di pusat Kota Juang Bireuen, sebelah selatan Pendopo Bupati Bireuen yang di masa revolusi 1945 dan agresi Belanda 1947-1948 sebagai markas perjuangan Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo di bawah pimpinan Panglima Kolonel Hoessein Joesoef.

Selain monumen Kota Juang, kata dia, juga perlu dibangun Meseum Kota Juang. Lokasinya, sangat tepat di samping Pendopo Bupati Bireuen. Memugar dan memperluas lokasi makam Kolonel Hoessein Joesoef dan Letda Ummi Salmah di di Desa Geulumpang Payong Kecamatan Jeumpa sebagai Taman Makam Pahlawan (TMP) Kabupaten Bireuen.

Menurut Abu Bakar Amin, hal ini sangat penting untuk melestarikan marwah Kota Juang Bireuen. Diharapkannya, Pemkab Bireuen memberikan bantuan kantor LVRI Kabupaten Bireuen serta dana operasional untuk memperjuangkan kelancaran kegiatan LVRI Kabupaten Bireuen.

“Untuk menghargai jasa-jasa pahlawan, agar menabalkan nama-nama pejuang sebagai nama jalan di Kota Juang Bireuen,” harapnya.

Sumber lain diperoleh Kabar Bireuen di masa Bupati Bireuen dijabat H Ruslan M Daud pada (27/1/2014) lalu, pernah mengatakan kepada wartawan, pihaknya sudah mendapat dana Rp1 miliar untuk membangun monumen Kota Juang.

Bahkan gambar konstruksinya sudah siap untuk dibangun. Namun, hingga akhir masa jabatan H Ruslan M Daud, monumen tersebut belum juga terwujud. Hendaknya, rencana itu bisa dilanjutkan Bupati Bireuen sekarang. Melestarikan marwah Kota Juang hendaknya menjadi prioritas utama eksekutif dan legislatif Kabupaten Bireuen.

Ketua DPRK Bireuen, Ridwan Muhamamad SE, MSi yang ditemui Kabar Bireuen di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya menanggapi serius terhadap pengadaan kantor LVRI, pembangunan TMP, pembangunan monumen, museum Kota Juang, dan pemberian nama jalan dengan menabalkan nama para pejuang Bireuen untuk menghargai jasa perjuangannya. (Abu Iskandar)