KABAR BIREUEN– Stok obat ventolin Nebules untuk penderita sesak nafas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen sudah beberapa hari ini kosong.
Akibatnya, pasien yang masuk ruang Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit plat merah tersebut hanya menjaliani pearawan menggunakan tabung oksigen saja. Tak pelak, ini menimbukan kekecewaan dari pasien.
Hal ini seperti diungkapkan Mulyadi, pasien sesak napas yang sedang menjalani penanganan di UDG RSUD dr Fauziah Bireuen, Kamis malam (25/1/2018) kepada Kabar Bireuen.
Dikatakannya, dia masuk ruang UGD dengan keluhan sesak napas sekira pukul 17.30 WIB, Kamis sore. Namun, oleh perawat jaga, dia hanya diberikan pelayanan dan penanganan menggunakan tabung oksigen atas keluhan sesak nafas yang diidapnya.
“Kata perawat, stok ventolin nebules saat ini kosong, jadi yang bisa mereka lakukan saat ini hanya penanganan menggunakan tabung oksigen, Saya hubungi kepala UGD, dia usahakan mencari di luar obat tersebut,” ungkapnya.
Tak ayal, kondisi tersebut membuatnya kecewa, karena kalau ada obat tersebut, bisa untuk melakukan terapi inhalasi dan bisa mengatasi sesak lebih cepat dibandingkan hanya menggunakan tabung oksigen semata.
Dengan obat itu, katanya, maka dimasukkan ke dalam nebulizer untuk dibuat menjadi partikel gas dan dihirup penderita sesak nafas.
“Saya tak habis pikir, kok bisa obat sepenting ini stoknya habis dan tak tersedia di rumah sakit. Padahal, rumah sakit ini type B dan beberapa waktu lalu juga mendapat akreditasi bintang lima,” sebutnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak rumah sakit. Wadir Pelayanan dan Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis, dr Zulkarnaen Adam yang dihubungi Kabar Bireuen Kamis malam (25/1/2018) melalui sambungan telpon tak mengangkat Hpnya.
Sekedar diketahui, Ventolin Nebules digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Ventolin Nebules termasuk obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek (short acting beta-adrenergic receptor agonist).
Obat ini bekerja dengan cara merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot bronkus (saluran pernafasan). Hal ini menyebabkan terjadinya bronkodilatasi (pelebaran) karena otot bronkus (saluran pernafasan) mengalami relaksasi (pengenduran syaraf).(Ihkwati)