KABAR BIREUEN – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Rachmat Fitri HD meninjau pelatihan Mobile Training Unit (MTU) yang digelar di SMK Negeri 1 Peusangan di Gampong (Desa) Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Minggu (6/9/2020)

Kedatangan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Aceh ke sekolah kejuruan itu diterima Kepala SMK Negeri 1 Peusangan, M Yusuf. Sedangkan Kadisdik Aceh Rachmat Fitri HD didampingi Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Miftahuddin dan ketua DWP Dinas Pendidikan Aceh, Nurasma Rachmat Fitri.

Dihadapan Kepsek SMK Negeri 1 Peusangan M Yusuf dan dewan guru serta peserta pelatihan Mobile Training Unit (MTU), Kadisdik Aceh, Rachmat Fitri HD mengatakan, pendidikan tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun. Namun, sambung kadisdik itu, sebagai mana dengan arahan dari Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, keselamatan dan kesehatan menjadi prioritas Pemerintah Aceh.

“Keselamatan dan kesehatan para peserta didik dan pendidik harus kita utamakan. Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan dan mentaati Prosedur Operasional Standar (POS) Pendidikan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Kata dia lagi, Pelatihan Mobile Training Unit (MTU) yang digelar di SMK Negeri 1 Peusangan sebagai ikhtiar dari Dinas Pendidikan Aceh untuk menguji keterampilan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan.

“Kita bertekad meskipun di tengah Pandemi COVID-19 generasi Aceh tetap mempunyai skill. Pelatihan ini juga dilaksanakan dengan penerapan Protokol Kesehatan yang ekstra ketat,” kata kadisdik Rachmat Fitri HD.

Sambung Kadisdik itu, pendidikan vokasi harus menjadi solusi untuk penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, berdaya saing, dan siap bekerja profesional.

“Revitalisasi pendidikan vokasi diharapkan dapat mendorong dunia usaha dan industri mampu bersaing di pasar global. Revitalisasi harus dilakukan dengan mengedepankan kualitas, dan harus berangkat dari apa yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” harapnya.

Kadis Pendidikan Provinsi Aceh, Rachmat Fitri HD yang akrab disapa Haji Nanda juga menyebutkan, agar pendidikan vokasi dapat menjadi andalan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya saing bangsa diperlukan koordinasi dari berbagai kementerian dan lembaga hingga pemerintah daerah pun harus sinergis.

“Link and Match tidak hanya menyangkut lembaga pendidikan dengan dunia industri dan usaha, tetapi juga dengan potensi sumber daya alam dapat dikelola agar memiliki nilai tambah secara ekonomi. Sumber daya alam kita cukup melimpah, seperti pertanian, mineral, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Industri di bidang tersebut sangat berpeluang untuk dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” sambungnya.

Disebutkan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh menurunkan tiga Mobile Training Unit (MTU) yang dilaksanakan dari 29 Agustus sampai 10 September 2020.

Adapun MTU 1 ke SMK Negeri 1 Bireuen dengan Kompetensi Keahlian, Joinery (15 peserta), Bricklaying (15 peserta), Kabinet Making (15 peserta) dan Plumbing (15 peserta)

MTU 2 ke SMK Negeri 1 Peusangan, Bireuen dengan kompetensi keahlian, Teknologi Informasi (15 peserta), Multimedia (15 peserta), Elektronika Komunikasi (15 peserta), Listrik Instalasi (15 peserta)

MTU 3 ke SMK Negeri 1 Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya dengan kompetensi keahlian, Teknik Kenderaan Ringan (15 peserta), Teknik Sepeda Motor (15 peserta), Teknik Pengelasan (15 peserta), Teknik Mesin Tempel (15 peserta)

Selain meninjau pelatihan Mobile Training Unit (MTU) di SMK Negeri 1 Peusangan, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD juga mensosialisasikan program Gerakan Masker Aceh (GEMA) (Rizanur)