KABAR BIREUEN – Bupati Bireuen H. Saifannur, S.Sos menerima keluhan para pedagang ikan dan pedagang sayur yang akan direlokasi ke Pasar Induk Bireuen di Desa Geulanggang Gampong, Kecamatan Kota Juang.

Keluhan para pedagang tersebut disampaikan pada acara silaturahmi dan makan malam bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati Bireuen, unsur Forkopimda serta SKPK terkait di Meuligoe Bireuen, Rabu (25/4/2018) malam.

Dalam kesempatan itu, koordinator pedagang, Saiful Azman, mengungkapkan sejumlah keluhan yang selama ini masih mengganjal mereka untuk direlokasi ke pasar induk tersebut.

Ada beberapa poin yang disampaikan Saiful Azman. Antara lain, memohon agar mereka relokasi setelah bulan Ramadhan atau setelah Lebaran Idul Fitri 1439 H. Alasannya, jika dilaksanakan pada akhir bulan Mei yang bertepatan dengan pertengahan Ramadhan, bisa merugikan pedagang. Sebab, saat itu aktivitas pasar sedang meningkat.

“Kemudian, kami pedagang sedikit fobia (rasa takut berlebihan-red), khawatir tidak ada pembeli di tempat baru. Apalagi, akses jalan ke sana yang belum memadai. Untuk itu, mari sama sama kita cari jalan keluarnya,” ungkap Saiful Azman.

Dia juga menyebut nama dua pasar baru di Kabupaten lain yang tidak ramai didatangi pembeli. Karena khawatir nantinya sama dengan pengalaman daerah lain tersebut, maka ada di antara pedagang yang menyewa tempat untuk berjualan di pinggiran jalan elak (jalan bekas rel kereta api).

“Mohon juga disikapi, bagi pedagang sayur yang tak punya tempat atau tidak tertampung di pasar induk,” sebutnya.

Menanggapi keluhan para pedagang, Bupati Saifannur mengatakan, dirinya sangat memahami kondisi dan isi hati para pedagang. Sebab, Saifannur mengaku, dirinya seorang entrepreneur (wirausahawan). Dulunya, dia juga seorang pedagang yang sempat jatuh bangun dan kemudian jadi kontraktor.

“Aku bukan siapa siapa. Anak desa yang turun ke kota. Sama juga seperti bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Tapi, segala persoalan tetap harus dihadapi dan dicarikan solusinya,” sebut Saifannur.

Pedagang sayur yang tidak tertampung di pasar induk, kata dia, akan dicari solusinya. Begitu juga yang tidak cukup tempat, kios yang bocor atapnya dan akses jalan yang rusak, tetap akan diusahakan untuk disempurnakan.

“Yang penting bersihkan hati dan jiwa kita, Insya Allah akan ada jalan pemecahannya,” tambahnya.

Sesuai dengan permintaan para pedagang, Saifannur menyetujui, mereka akan direlokasi setelah Hari Raya Idul Fitri. Kecuali, bagi para pedagang yang berjualan di pinggir Jalan T. Hamzah Bendahara. Mulai dari ujung sebelah barat (RSUD dr Fauziah) hingga arah timur berbatasan dengan pagar Meunasah Kulah Batee (depan Kantor Subdenpom IM/1-1 Bireuen).

“Kalau untuk pedagang yang berjualan di pinggir jalan itu, harus segera dipindahkan. Sebab, di kawasan tersebut akan dibangun jalan dua jalur yang membutuhkan lahan selebar 21 meter. Kalau tidak dibangun dalam tahun ini, dana DAK untuk membangun jalan tersebut, tidak dapat digunakan lagi dan harus dilembalikan ke Pemerintah Pusat,” jelasnya.

Para pedagang pun dapat memahami penjelasan Bupati Saifannur. Mereka akan mematuhi dan menuruti sesuai arahannya. Bagi para pedagang di kawasan pasar ikan, dibolehkan relokasinya setelah lebaran Idul Fitri mendatang. Sedangkan bagi pedagang yang berjualan di pinggir Jalan T. Hamzah Bendahara, harus dipindahkan sesegera mungkin.

Dalam kesempatan tersebut, Saifannur juga meminta Wakil Bupati Muzakkar A. Gani dan dinas terkait, agar meninjau Pasar Induk Bireuen di Geulanggang Gampong. Tujuannya, untuk melihat secara langsung dan mempersiapkan sarana yang belum tersedia. Ini demi kenyamanan pedagang dan juga pembeli. (Najib Zakaria)