MENGELOLA media massa yang benar-benar konsisten melahirkan karya jurnalistik secara profesional, tidaklah gampang. Butuh sumber daya manusia yang mumpuni dan punya etos kerja tinggi.

Bagi kami, hal itu menjadi pertimbangan utama saat mendirikan Kabar Bireuen enam tahun silam, tepatnya pada 17 April 2017. Kami tidak ingin melahirkan media hanya bermodalkan nekat. Tidak memiliki kapabilitas dan kompetensi.

Alhamdulillah, kami sebagai pengelola redaksi, sudah menyiapkan diri untuk itu lebih awal. Kami telah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) semua jenjang (Utama, Madya dan Muda), sebagaimana ketentuan Dewan Pers. Selain itu, sebelumnya kami juga telah mengikuti pendidikan jurnalistik dan berpengalaman kerja belasan tahun sebagai wartawan di sejumlah media arus utama.

Bukan hanya itu. Kami juga pernah magang di jajaran redaksi sebagai editor dan belajar mengelola media secara profesional. Artinya, karier kewartawanan kami jalani secara berjenjang dan melalui proses yang panjang. Bukan begitu jadi wartawan secara dadakan, langsung mengangkat diri jadi pemimpin redaksi.

Meski begitu, kami akui Kabar Bireuen masih banyak kekurangan. Terutama, minimnya tenaga andal di jajaran redaksi dan juga wartawan yang memiliki insting jurnalistik tinggi. Begitu juga bidang marketing dan periklanan yang masih lemah. Padahal, bidang tersebut juga sangat berperan untuk keberlanjutan dan kemajuan media yang berorientasi bisnis ini.

Menyadari keterbatasan itulah, sejak awal berdirinya media online ini, kami lebih memfokuskan pemberitaan lokal (Bireuen). Makanya, kami sengaja membingkai diri dengan mengadopsi nama daerah, Kabar Bireuen. Istilahnya, Kabar Bireuen ini media kampung, tapi tidak kampungan.

Menurut hemat kami, hal tersebut lebih baik. Ketimbang kami melabelkan diri secara lebih luas, misalnya Aceh atau bahkan nasional. Namun, isinya melulu didominasi berita seputar Kabupaten Bireuen.

Selain itu, kami juga mempertimbangkan salah satu news values (nilai berita) dalam karya jurnalistik yaitu proximity atau kedekatan. Nilai berita ini menekankan pada kedekatan peristiwa terhadap masyarakat, baik secara geografis, psikologis, serta ideologis.

Kedekatan geografis berarti lokasi kejadian yang dekat dengan masyarakat. Psikologis artinya ada keterikatan budaya, pemikiran, perasaan, dan emosional masyarakat terhadap suatu peristiwa. Sementara, ideologis adalah kedekatan keyakinan.

Kalau bahasa gampangnya, peristiwa atau berita apa saja yang terjadi di Bireuen, akan lebih ingin diketahui oleh orang Bireuen. Ketimbang berita yang sama, tapi terjadi di daerah lain.

Dengan asumsi tersebut, kehadiran Kabar Bireuen yang memfokuskan pemberitaan seputar Kabupaten Bireuen, tentu lebih diminati masyarakat Bireuen. Ketimbang membaca media dari luar daerah atau yang terbit di Bireuen sekalipun, tapi pemberitaannya tidak fokus di daerah setempat dan sasaran pembacanya lebih luas.

Hal tersebut telah dibuktikan sejumlah media di Indonesia yang memfokuskan pemberitaan lokal. Nyatanya, memang lebih diminati dan menjadi pedoman bagi masyarakat setempat. Begitu juga bagi Kabar Bireuen, kita harapkan lebih dicintai dan menjadi referensi pemberitaan bagi masyarakat Kabupaten Bireuen.

Kini, perjalanan Kabar Bireuen dengan segala suka dukanya sebagai penyampai informasi yang benar kepada masyarakat, telah mencapai usia enam tahun. Tepat pada Selasa, 17 April 2023, kami pun merayakannya secara sederhana. Di bulan suci yang penuh berkah ini, kami berbuka puasa bersama sejumlah rekan wartawan setempat dan juga mitra kerja lainnya di Kantin PWI.

Kami memang tidak ingin sekadar melewati angka usia itu begitu saja. Kabar Bireuen harus terus berbenah diri dan siap menghadapi berbagai tantangan ke depan yang lebih berat, seiring bertambahnya umur. Ibarat anak-anak yang memasuki usia enam tahun, harus menyiapkan mental untuk masuk sekolah dasar.

Meski masih tergolong masih berusia dini, Kabar Bireuen tetap berpegang teguh pada idealisme. Hingga kini, kami belum tergoda dengan hal-hal yang bisa merusak kaidah-kaidah jurnalistik. Apalagi, sampai menjadikan Kabar Bireuen sebagai media partisan.

Kami selalu mewanti-wanti kepada setiap wartawan Kabar Bireuen, agar jangan menjadikan media ini untuk kepentingan politik kalangan tertentu. Mendukung salah satu calon secara pribadi yang akan bertarung dalam kancah politik, boleh-boleh saja. Namun, jangan coba-coba menggiring Kabar Bireuen berpihak pada calon tertentu, hanya untuk kepentingan sesaat.

Lain halnya kalau mereka membuat pencitraan melalui Kabar Bireuen. Itu dibenarkan, sejauh saling pengertian. Asalkan, jangan memanfaatkan media ini untuk memainkan peran politik busuk. Misal, membuat pencitraan terhadap sang jagoan dan sebaliknya menyerang lawan politik untuk menaikkan pamornya.

Hal tersebut perlu kami tegaskan. Terutama, dalam menghadapi tahun politik 2024. Sudah lumrah terjadi selama ini, media kerap dimanfaatkan oleh oknum calon yang punya ‘amunisi’ berlebihan, untuk menggiring opini dan mempengaruhi calon pemilih.

Makanya melalui momentum peringatan milad ke-6 Kabar Bireuen kali ini, perlu dipertegas kembali komitmen tersebut. Kami tetap independen dan berintegritas. Dirgahayu ke-6 Kabar Bireuen! []