Oleh: Muhajir Ismail, M.Pd

MASA kepemimpinan Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH., M.Si sebagai Bupati Bireuen, tinggal menghitung jam, menit dan detik. Muzakkar akan mengakhiri masa jabatannya itu pada 10 Agustus 2022.

Muzakkar dilantik sebagai Bupati Bireuen sejak 10 Juni 2020, untuk sisa masa jabatan 2017-2022. Dia sebelumnya menjabat wakil bupati dan kemudian menggantikan Bupati Bireuen H. Saifannur, S.Sos yang meninggal dunia pada 19 Januari 2020.

Menilik perjalanan panjang karier Muzakkar, entah kenapa mengingatkan saya pada sosok pesepak bola Serie A, Filippo Inzaghi. Dia tak lain adalah legenda AC Milan dan Timnas Italia yang sangat populer. Inzaghi salah satu penyerang sekaligus mesin gol terbaik yang pernah bermain untuk Atalanta, Juventus, AC Milan dan Timnas Italia.

Sebagai penyerang haus gol, sebenarnya tendangan dan sundulan yang dimilikinya biasa-biasa saja. Bahkan, Inzaghi tidak punya driblle atau kemampuan istimewa dalam menggiring bola untuk menciptakan gol. Namun uniknya, tanpa keahlian tersebut Inzaghi tetap bisa mencetak gol. Meski gol yang dilahirkannya, kebanyakan berasal dari kelihaiannya menunggu bola offside.

Makanya tak heran, jika kita ditanyai orang “siapa raja offside?”, mungkin semua serentak akan menjawabnya Filippo Inzaghi. Bahkan, Alex Ferguson pernah menyebut Super Pippo terlahir saja dalam posisi offside.

Menurut Johan Cruyff, bapaknya seni sepak bola tiki taka, Inzaghi memang tidak memiliki skill yang mumpuni sebagai seorang penyerang. Walaupun begitu, positioning dari Inzaghi merupakan kunci berhasil melesakkan banyak gol. Walaupun Inzaghi memiliki kekurangan, dia berhasil memanfaatkan kemampuan analisa serta insting mencetak gol yang tajam, sehingga dirinya berhasil masuk dalam jajaran penyerang top dunia.

Dia memang selalu beruntung. Kalau pemain lain mengejar bola, seakan-akan bola yang mencari Inzaghi. Makanya, sering kali dia mencetak gol dalam suasana kemelut di depan gawang.

Kelebihannya satu lagi, dia selalu lolos dari jebakan offside. Bahkan gol yang tercipta banyak seperti kebetulan saja. Misalnya, gol unik dan bisa dikatakan absurd yang terjadi pada final Liga Champions 2006/2007 saat AC Milan berjumpa Liverpool.

Gol tersebut bermula dari tendangan bebas Andrea Pirlo. Insting tajam membawa Filippo Inzaghi bergerak menjauh dari pagar betis. Bola yang dilepas Pirlo, kemudian tanpa sengaja mengenai punggung Inzaghi, sehingga membelokkan arah bola ke dalam gawang

Keberuntungannya pun tidak tanggung-tanggung. Dia masuk tim inti Juventus, AC Milan dan Timnas Italy. Sejumlah trofi bergengsi diraihnya, Juara Serie A, Juara Liga Champion dan bahkan Piala Dunia FIFA 2006.

Nah, Kembali kepada sosok Muzakkar tadi. Dia seorang birokrat sejati. Muzakkar mengawali karier sebagai PNS di Kecamatan Mutiara tahun 1985. Kemudian, bertugas di Kecamatan Blang Mangat.

Ketika pemekaran Kabupaten Bireuen dari Aceh Utara, saat itulah kariernya moncer. Muzakkar dipercayakan sebagai Kabag Kepegawaian, Kabag Organisisasi, Kadis Perindagkop serta Kadis Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk. Dia juga dipercayakan sebagai Kepala Badan Pembinaan Masyarakat, Kepala Inspektorat, Asisten Adminsitrasi Setdakab Bireuen dan puncak kariernya sebagai PNS, menduduki jabatan Sekda Bireuen.

Sebagai pejabat karier, Muzakkar tidak berpengaruh siapapun yang menjadi Bupati Bireuen. Dia selalu menduduki posisi mentereng, mulai dari masa pemerintahan Drs. Hamdani Raden, Drs. Mustafa A. Glanggang, Drs. Nurdin Abdul Rahman, M.Si hingga H. Ruslan M. Daud. Tak pernah sekali pun Muzakkar menduduki ‘bangku panjang’.

Kepiawaiannya tidak berhenti di tingkat kabupaten saja, namun Muzakkar mampu bersaing di tingkat provinsi. Pada 2012, dia naik kelas dan dilantik sebagai Asisten Administrasi Umum Setda Aceh. Kemudian, menjadi Asisten Pemerintahan Setda Aceh di masa kepemimpinan Gubernur dr. Zaini Abdullah.

Menjelang masa pensiun dari PNS, keberuntungan juga masih menyertainya. Muzakkar dipinang oleh H. Saifannur, pengusaha tajir yang bertarung pada Pilkada Bireuen 2017. Saat hari pencoblosan digelar pada 17 Februari 2017, pasangan Saifannur- Muzakkar meraup 74.292 suara atau 34,89 persen dari jumlah DPT 298.718.

Pasangan Saifannur dan Muzakkar kemudian resmi dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bireuen periode 2017-2022 oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada tanggal 10 Agustus 2017. Awal tahun 2020, kabar duka menyelimuti Bireuen. Saifannur meninggal dunia. Posisinya sebagai bupati Bireuen digantikan oleh Muzakkar A. Gani.

Selama menakhodai Bireuen, salah satu pencapaian Muzakkar melanjutkan dan merampungkan pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang sempat mangkrak. Sedangkan Kantor DPRK Bireuen, dilanjutkan pembangunannya secara bertahap.

Atas inisiasinya juga, Pemerintah Aceh menetapkan Kabupaten Bireuen sebagai Kota Santri. Pendeklarasiannya bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-6 pada 22 Oktober 2020. Kemudian, Muzakkar mengeluarkan Surat Edaran Bupati Bireuen yang mewajibkan PNS di Kabupaten Bireuen menggunakan kain sarung setiap Jumat. Walau itu hanya sebatas simbol belaka.

Begitulah. Seperti single ketiga penyanti R&B asal Britania Raya, Jessie J “No boddy perfect”. Demikian juga dengan sosok Muzakkar A. Gani dan Filippo Inzaghi. Meski sejujurnya kita akui, kedua mereka orang hebat dan cerdas dengan segudang prestasi.

Menurut fisikawan Alessandro Pluchino dan Andrea Raspisarda dari University of Catania di Italia, orang yang sukses bukan orang yang paling berbakat. Orang yang paling sukses cenderung hanya cukup berbakat, tapi sangat beruntung.

Ada korelasi yang kuat antara keberuntungan dan sukses. Ini menunjukkan betapa pentingnya keberuntungan dalam menentukan keberhasilan. Mungkin saja antara Filippo Inzahgi dan Muzakkar A. Gani, tidak terlepas dari keberuntungan dalam perjalanan hidup mereka. Atau dalam bahasa Aceh disebut tuah tuboh. Selamat memasuki masa purna tugas dan terima kasih atas pengabdianmu selama ini, Pak Muzakkar. []

Penulis adalah Kandidat Doktor Of Education, Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Perak Malaysia