Mukhlis Munir

MUKHLIS MUNIR, seorang aktivis antikorupsi di Bireuen, telah meninggalkan kita semua. Mantan Koordinator Gabungan Solidaritas Antikorupsi (GaSAK) Bireuen ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen, Senin (2/12/2024) sekira pukul 19.00 WIB.

Kepergiannya, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan semua yang pernah merasakan dampak perjuangannya.

Mukhlis Munir sosok yang tak kenal lelah dalam mengungkap praktik-praktik korupsi di Bireuen. Sejak awal kariernya sebagai aktivis antikorupsi, dia menunjukkan idealisme yang kokoh.

Dengan tegas, dia menolak tawaran-tawaran yang mencoba membungkamnya. Baginya, idealisme bukan barang dagangan yang bisa dipertukarkan dengan materi.

Di LSM GaSAK, Mukhlis bersama rekan-rekannya berhasil membongkar banyak kasus korupsi di Bireuen, mulai dari kasus kasbon, kasus proyek aspirasi dewan, kasus dana Tunjangan Komunikasi Insentif (TKI) mantan anggota DPRK Bireuen, hingga sejumlah kasus korupsi lainnya yang berujung pada proses hukum.

Dalam setiap langkahnya, Mukhlis selalu berkolaborasi dengan media sebagai mitra strategis untuk menyuarakan temuan-temuannya kepada masyarakat. Simbiosis mutualisme antara wartawan dan Mukhlis, menjadi kekuatan besar yang tak tergoyahkan dalam upaya memberantas korupsi dan menciptakan transparansi di Bireuen.

Meski hidupnya penuh tantangan, Mukhlis memilih jalan yang berat: hidup sederhana demi mempertahankan prinsip-prinsip idealismenya. Bahkan, ketika menderita gagal ginjal kronis menahun yang memaksanya harus menjalani cuci darah setiap minggu, semangat juang antikorupsinya tak pernah padam.

Dalam percakapan beberapa bulan lalu saat sejumlah wartawan menjenguknya di rumah sakit, Mukhlis masih sempat mengenang masa-masa indah perjuangannya dulu bersama awak media.

“Terima kasih kawan-kawan atas kolaborasi kita selama ini. Saya ini dibesarkan oleh wartawan. Tanpa bantuan wartawan, bagaimana pun saya berkoar-koar menyuarakan kebenaran dan antikorupsi, tidak akan berpengaruh apa-apa,” ungkap Mukhlis dengan suaranya yang terputus-putus.

Mukhlis Munir adalah teladan bagi kita semua. Dia rela hidup dalam kesederhanaan demi membela prinsip yang diyakininya benar. Aktivis antikorupsi itu memilih jalan yang jarang ditempuh orang lain. Jalan yang penuh dengan pengorbanan, tetapi bermuara pada harapan akan keadilan.

Mukhlis Munir meninggalkan seorang istri dan dua anak yang tentunya merasakan kehilangan yang mendalam. Almarhum dikebumikan di tanah kelahiran dan kediamannya selama ini, Gampong Kulu, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen.

Selamat jalan, Mukhlis Munir. Idealisme yang kau pertahankan hingga akhir hayatmu adalah warisan berharga bagi kami semua. Semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin. (Suryadi)