KABAR BIREUEN, Kota Juang – Program revitalisasi sekolah yang dibiayai APBN akan diawasi langsung oleh Kejaksaan berdasarkan MoU Kementerian Pendidikan dengan Jaksa Agung Republik Indonesia.
Demikian disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, SPd MPd, pada acara peletakan batu pertama pembangunan gedung SMA IT Entrepreneur Muhammadiyah Bireuen, di Desa Geulanggang Gampong, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Senin (29/9/2025).
“Proyek revitalisasi sekolah diawasi langsung oleh Jaksa Agung. Kalau di kabupaten ada kejari. Sudah ada MoU antara Kementerian Pendidikan dengan Jaksa Agung,” kata Abdul Hamid.
Kehadiran kejaksaan sejak awal, sambungnya, untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan program strategis pemerintah, dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab pun lebih nyaman.

“Lebih ada upaya preventif daripada nanti kejaksaan hadir setelah kegiatan berjalan. Nanti bukan lagi preventif, tetapi lebih kepada penindakan jika ditemukan pelanggaran,” katanya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDAM) Kabupaten Bireuen, dr Athaillah A Latief, SpOG pada kesempatan itu mengatakan, Persyarikatan Muhammadiyah sangat komit meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.
“Kami (Muhammadiyah) terus berupaya menghadirkan pendidikan yang berkualitas di Aceh,” sebutnya.
Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada ini menambahkan, SMA IT Entrepreneur Muhammadiyah adalah milik persyarikatan dan tidak dapat dikuasai oleh pribadi, bahkan pimpinan organisasi sekalipun.
“Bantuan ini akan menjadi milik persyarikatan. Kenapa pemerintah membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah, karena pemiliknya bukan perorangan. Semua asetnya tercatat milik Muhammadiyah,” jelasnya.

Sementara Kepala SMA IT Entrepreneur Muhammadiyah Bireuen, Rizki Dasilva, PhD dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Kacabdin Aceh Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Hamid (Abdul Hamid) yang sudah membantu dalam pengajuan bantuan program revitalisasi sekolah kami ke Kementerian Pendidikan. Padahal waktu pengajuannya tersisa dua hari lagi. Dan terima kasih juga kepada Bapak Kajari Bireuen yang selalu membuka ruang komunikasi dan koordinasi dengan para kepala sekolah di Bireuen,” ungkap Rizki Dasilva terharu.
Kepala sekolah yang baru menyelesaikan Program Doktor di negeri jiran Malaysia ini memaparkan perkembangan Sekolah IT di bawah persyarikatan Muhammadiyah Bireuen.
Menurutnya, lahan untuk pembangunan SIT sudah tersedia sejak 2018. Kemudian tahun 2019 dibuat master plan untuk mendirikan gedung pendidikan di atas lahan satu hektare tersebut.
“Kami sudah membuat master plan, di sini dibangun SD, SMP, SMA dan Dayah. Namun hal itu belum terwujud karena tidak ada biaya. Dalam perencanaan, butuh biaya Rp17 miliar, dan awalnya saya pesimis ini akan terwujud. Tetapi Ayahanda kita dokter Athaillah selalu memberi semangat untuk saya, bahwa pertolongan Allah akan memudahkan semua. Alhamdulillah, hari ini apa yang kita nanti-nantikan mulai terwujud,” pungkasnya.
Hadir pada acara tersebut, Keuchik Geulanggang Gampong, Teuku Saifunna, Kepala SMA Negeri 1 Bireuen, Zulfikri, S.Ag, MM dan sejumlah Kepala SMA penerima bantuan program revitalisasi sekolah menengah atas. (Rizanur)