KABAR BIREUEN– Rosmiati sudah menekuni usaha pembuatan kuliner Aceh sejak 36 tahun yang lalu. Salah satu usaha andalannya adalah kue bhoi, bolu khas Aceh.

Ditemui di kediamannya di Gampong Cot Batee, Kecamatan Kuala, Bireuen, Selasa (12/9/2017), Rosmiati menyebutkan, dalam sehari dia membuat kue bhoi sebanyak 5 ribu buah.

ā€œKalau bhoi ukuran kecil saya jual Rp 500, sementara bhoi ukuran besar Rp 5 ribu sedangkan jenis bhoi khusus ikan kakap Rp 15 ribu,ā€ katanya.

Dijelaskannya, untuk pembuatan kue bhoi yang bahan baku utamanya terdiri dari tepung, gula dan telur ayam itu, dia mempekerjakan lima orang tenaga kerja, dengan moodal Rp 1 juta per hari.

ā€œOmzet standar yang biasa kita peroleh Rp 2 juta per hari, kalau lebaran bisa meningkat sampai Rp 5 juta. Karena, bhoi saat lebaran banyak dipesan,ā€ ungkapnya.

Bhoi yang diproduksinya itu biasanya dijual sampai ke Samalanga dan Lhokseumawe, Namun, ada juga yang datang langsung ke tempat usahanya, yang berada depan kantor Camat Kuala itu.

Selain membuat bhoi, yang sudah dimulai sejak tahun 1981 itu, Rosmiati juga membuat, dodol, wajik, halua, meusekutan, kekukarah, dan grieng. Dodol yang dibuatnya dijual Rp 300 ribu per talam (nampan).

ā€œHarapan saya, agar pemrintah memperhatikan usaha yang dirintisnya, baik memberikan modal usaha dan membuka pangsa pasar yang lebih luas lagi. Sehingga usahanya makin berkembang dan bisa menambah tenaga kerja, terutama kaum perempuan,ā€ harap Rosmiati.

Kue Boi ini biasa dijadikan seserahan yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita pada acara pernikahan. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, Kue ini beralih fungsi menjadi buah tangan jika berkunjung ke rumah sanak saudara, khitanan maupun kelahiran.

Pada umumnya seluruh permukaan kue bolu bertekstur lembut, dipanggang dengan cetakan khusus sampai tekstur luarnya kering, akan tetapi didalamnya tetap lembut.

Kue Bhoi bisa tahan beberapa bulan. Makanan ini tahan lama dengan perantaraan gula sebagai pengawet. Bentuknya bervariasi,Ā  ada yang menyerupai ikan, bunga, bintang, binatang, dan loyang. Luarnya berwarna kuning. Bila dibelah, terlihat isi dalamnya putih. Meski berbenda bentuk, rasa yang disajikan tetap sama, gurih dan lezat.

Di Aceh, kue ini biasa dimakan dengan segelas kopi atau teh untuk dicelup. Hampir di setiap acara khanduri atau syukuran, kue bhoi disajikan. (Ihkwati)