* Butuh Waktu 45 Hari untuk Pembongkaran
BIREUEN – Jembatan Krueng Tingkeum yang berada di jalan nasional Banda Aceh-Medan kawasan Kutablang, Kabupaten Bireuen, mulai dibongkar pada Senin (13/3). Jembatan yang dibangun pada 1991 tersebut dibongkar untuk dibangun yang baru, karena jembatan tersebut miring sejak beberapa waktu lalu.
Sementara lalu lintas kendaraan mulai dari roda dua hingga bus dan truk-truk berbadan besar, dialihkan ke jalur alternatif. Kendaraan dari arah Banda Aceh ke Medan dialihkan ke jalur alternatif sebelah utara jembatan, sedangkan dari arah Medan ke Banda Aceh dialihkan melalui jalur alternatif sebelah selatan jembatan.
Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PU Aceh Wilayah Bireuen, Amri Mirza kepada Serambi, mengatakan proses pembongkaran diperkirakan sampai 45 hari. Setelah itu langsung dilanjutkan pembangunan jembatan baru yang saat ini dalam proses tender di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta.
Amri mengatakan, dari dua ruas jalan alternatif yang disiapkan, ruas jalan alternatif sebelah utara jembatan memang belum memadai atau belum sesuai standar nasional, meskipun sudah beberapa kali dilakukan perbaikan. Namun karena kondisi jembatan yang semakin miring, penutupan jembatan tak mungkin diundur lagi.
“Kalau diundur lagi dan suatu waktu terjadi musibah, banyak orang yang harus bertanggungjawab, terutama sekali Satker dan aparat penegak hukum yaitu Polres Bireuen. Karena itulah diambil keputusan ditutup total dan pembongkarannya dimulai. Jembatan yang baru diperkirakan rampung dan bisa digunakan Desember 2017,” kata Amri.
Amri menambahkan, daya tahan ruas jalan alternatif tidak sama dengan ruas jalan nasional. Pihaknya mengharapkan angkutan membatasi tonase, maksimal 20 ton sudah termasuk berat kendaraannya. Saat melintasi jalan alternatif, kecepatan maksimal 30 Km/jam. Amatan Serambi, kemarin, alat berat mulai bekerja membongkar Jembatan Kutablang pukul 10.00 WIB.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jembatan Krueng Tingkeum yang berada di jalan Banda-Aceh Medan, kawasan Kutablang, Bireuen, sejak Jumat (20/1) pukul 02.00 WIB, posisinya menjadi miring. Penyebabnya, pilar bawah jembatan dihantam tumpukan balok kayu yang dibawa arus deras sungai itu. Sejak saat itu, arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif.
Kapolres Bireuen AKBP Heru Novianto SIK kepada Serambi, Senin (13/3) meminta masyarakat yang rumahnya berada di sepanjang ruas jalan alternatif, bisa memahami kebijakan pengalihan arus lalu lintas tersebut untuk kepentingan bersama.
Terkait ruas jalan alternatif yang masih perlu perbaikan, Kapolres mengatakan, perbaikan terus dilakukan pada titik-titik kerusakan. Selain itu, pihaknya juga sudah meminta rekanan menyiagakan alat berat di lokasi, agar bisa langsung bekerja jika terjadi kerusakan pada badan jalan.
Selain itu, Kapolres kembali mengimbau para pengendara agar lebih berhati-hati saat melintasi jalan alternatif. Selain karena banyaknya warga, jalan alternatif juga sempit. “Bisa membayakan pengendara bila saling mendahului atau berkecepatan tinggi,” kata Kapolres Bireuen. (Serambi Indonesia)