KABAR BIREUEN, Jangka – Banjir besar yang melanda Gampong Alue Kuta, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, menyebabkan kerusakan parah pada permukiman warga dan areal tambak. Sedikitnya 40 unit rumah dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir hingga terbawa ke laut, meninggalkan kawasan hunian yang kini berubah menjadi kuala.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Dusun Pasi Alue Kuta dan Dusun Beurawang, dua wilayah yang menjadi titik terparah terdampak bencana. Selain rumah yang hilang, sekitar 35 unit rumah lainnya mengalami kerusakan berat dan tidak lagi layak dihuni.
Keuchik Gampong Alue Kuta, Habibullah, kepada wartawan, Selasa (23/12/2025), mengatakan, rumah-rumah yang hilang terdiri dari bangunan permanen dan semi permanen. Bahkan, lokasi bekas permukiman warga kini sudah menjadi alur air yang langsung terhubung ke laut.

“Rumah-rumah warga itu habis terseret banjir. Sekarang tempatnya sudah berubah menjadi kuala,” ujar Habibullah.
Menurut dia, di Dusun Beurawang saat ini hanya tersisa 14 unit rumah. Namun, seluruhnya dalam kondisi tidak layak huni. Setiap kali air laut pasang, air kembali masuk ke dalam rumah warga dan membahayakan keselamatan penghuni.
BACA JUGA: 12.752 Rumah di Bireuen Hilang dan Rusak Akibat Banjir
Akibat bencana tersebut, sebagian besar warga terpaksa mengungsi di meunasah dan tenda-tenda darurat. Sementara itu, sejumlah warga yang nekat kembali ke rumah, masih sangat bergantung pada dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
“Sebagian warga bertahan di pengungsian. Ada juga yang kembali ke rumah, tetapi kebutuhan makan masih bergantung dari dapur umum,” jelasnya.

Tak hanya merusak permukiman, banjir juga melumpuhkan mata pencaharian masyarakat. Sejumlah nelayan kehilangan perahu yang terseret arus, sedangkan para petambak mengalami kerugian besar karena tambak rusak dan tertimbun lumpur.
BACA JUGA: Dua Warga Makmur Meninggal Tertimbun Longsor dan Terseret Banjir
Habibullah berharap, pemerintah daerah dan pihak terkait dapat segera memberikan perhatian serius, baik untuk penanganan darurat, pemulihan ekonomi warga, maupun rencana relokasi permukiman. Menurutnya, kawasan yang terdampak banjir tersebut sudah tidak memungkinkan lagi untuk dihuni secara aman.
“Kami sangat berharap ada solusi jangka panjang, terutama relokasi warga, karena kondisi saat ini sudah sangat membahayakan,” demikian diharapkan Keuchik Habibullah. (Suryadi)











