Salah satu ruas jalan yang rusak parah di Gampong Pulo Harapan, Kecamatan Peusangan Selatan, akibat sering dilalui truk pengangkut bahan tambang Galian C.

KABAR BIREUEN – Dampak beroperasinya sejumlah usaha Galian C di Kabupaten Bireuen, dinilai telah menimbulkan banyak masalah. Seperti usaha tanpa izin atau ilegal, rusaknya lingkungan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak tercapai target.

Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bireuen mengusulkan agar Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH., M.Si membentuk Tim Gabungan.

“Tujuannya, untuk mengetahui dampak dari hadirnya usaha tambang Galian C di Bireuen. Apakah menguntungkan atau merugikan daerah dan rakyat,” sebut anggota DPRK Bireuen dari Partai Daerah Aceh (PDA), M. Jafar, kepada Kabar Bireuen di ruang kerjanya, Selasa (13/7/2021).

Menurut politikus asal Kecamatan Samalanga yang bergabung dalam Fraksi Juang Bersama ini, kerusakan lingkungan akibat usaha Galian C semakin parah. Selain itu, infrastruktur jalan juga rusak.

“Sementara PAD yang diperoleh dari Galian C, tidak sebanding dengan rusaknya lingkungan atau jalan yang dilalui kendaraan pengangkut Galian C. Makanya, kami mengusulkan dibentuk Tim Gabungan yang melibatkan semua unsur terkait,” katanya.

Disebutkan M. Jafar, kalau bukan dengan Tim Gabungan, ia memastikan persoalan Galian C di Kabupaten Bireuen tidak akan selesai.

Terkait jumlah izin usaha tambang Galian C di Kabupaten Bireuen, M Jafar mengaku tidak memiliki data.

“Yang keluarkan izin Pemerintah Provinsi Aceh. Sementara tembusannya tidak ada untuk Dewan Bireuen, sehingga tidak diketahui siapa saja pengusaha yang mendapatkan izin. Apakah ini disengaja agar mudah bermain pihak-pihak tertentu atau ada maksud lain,” ungkap M. Jafar.

Pada kesempatan itu, ia juga mengharapkan kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Bireuen agar tidak mempersulit pengurusan izin usaha Galian C, jika sudah memenuhi syarat.

“Demikian juga bagi usaha ilegal yang masih beroperasi, harus ditertibkan demi mewujudkan rasa keadilan bagi semua masyarakat,” jelasnya.

Menurut M. Jafar, apabila usaha galian C di Bireuen dikelola dengan tepat, diperkirakan akan menjadi sumber PAD paling besar.

“Kalau sudah tertib, saya yakin, PAD Bireuen dari sektor Galian C bisa mencapai Rp15 miliar per tahun,” pungkasnya. (Rizanur)