Sabtu, 18 Oktober 2025

Syakir Sulaiman dan Pilihan jadi Pengedar Obat Terlarang

PENANGKAPAN Syakir Sulaiman, mantan pemain Timnas Indonesia U-23, menjadi tamparan keras bagi dunia olahraga tanah air. Dia diciduk di kediamannya, Cianjur, Jawa barat, Selasa (5/11/2025), karena memiliki dan mengedarkan obat-obatan terlarang.

Pesepak bola asal Muara Batu, Aceh Utara, ini dikenal karena kepiawaiannya mengolah si kulit bundar. Syakir juga menjadi kebanggaan masyarakat Aceh yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Namun, hari ini nama besar Syakir tercoreng akibat keputusannya yang menyimpang dari nilai-nilai olahraga dan kehidupan yang sehat.

Cedera berkepanjangan yang dialaminya saat membela Aceh United FC, memaksa Syakir harus berhenti bermain bola. Hal ini sekaligus menghancurkan kariernya yang dulu pernah dinobatkan sebagai pemain muda terbaik ISL 2013, saat memperkuat Persiba Balikpapan.

Tanpa penghasilan tetap dari sepak bola, Syakir yang dulu memulai debutnya di klub PSSB Bireuen, kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Keputusasaan dan tekanan finansial, akhirnya mendorong Syakir pada pilihan berisiko. Dia nekat mengedarkan obat-obatan terlarang sebagai solusinya.

Sayangnya, keputusan Syakir tersebut tak hanya mencelakai dirinya sendiri, tetapi juga telah mencoreng citra atlet dan olahraga Indonesia secara keseluruhan.

Kita memang tidak sepakat dengan keputusan Syakir yang beralasan, dirinya terjerumus ke dalam perbuatan terlarang itu karena kesulitan ekonomi. Sebab, masih ada pekerjaan halal lainnya yang tidak berisiko hukum dan tak berakibat mencemarkan nama baiknya.

Terlepas dari persoalan tersebut, kasus ini telah membuka mata kita pada sisi lain kehidupan para mantan atlet yang kerap tidak punya pekerjaan tetap, setelah masa kejayaannya berlalu. Mereka yang pernah dipuja, sering kali harus berjuang sendiri ketika cedera atau tidak potensial lagi sebagai atlet.

Di negara lain, pemerintah dan organisasi olahraga menyediakan program yang membantu para mantan atlet untuk tetap hidup layak setelah pensiun, baik dengan menyediakan pekerjaan alternatif, pelatihan kewirausahaan, maupun bantuan finansial.

Namun, di Indonesia, program sejenis masih belum berjalan optimal. Akibatnya, banyak mantan atlet harus hidup dalam kemelaratan.

Sudah saatnya semua pihak, terutama pemerintah, klub-klub olahraga dan federasi, memberikan perhatian serius pada kesejahteraan atlet. Bukan hanya saat masih berkarier, tetapi juga setelah mereka pensiun sebagai atlet.

Pembinaan olahraga, semestinya memang tak hanya berfokus pada peningkatan prestasi atlet semata. Kesejahteraan mereka untuk jangka panjang, juga jangan luput dari perhatian pemerintah.

Pelatihan dan peluang kerja bagi mantan atlet perlu dikembangkan, sehingga mereka tidak jatuh ke dalam situasi sulit dan menyedihkan, seperti yang dialami Syakir Sulaiman.

Penangkapan Syakir Sulaiman menjadi cerminan dari kegagalan kita dalam memberikan dukungan yang layak bagi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga agar tragedi serupa tidak terulang lagi. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BACA JUGA

KABAR TERBARU

Bupati Bireuen Minta Pejabat Baru Dilantik Tunjukkan Kemampuan

0
KABAR BIREUEN, Bireuen – Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, meminta para pejabat yang baru dilantik untuk menunjukkan kemampuan terbaik dalam menjalankan tugas dan tanggung...

Ini Pejabat Pemkab Bireuen yang Baru Dilantik

0
KABAR BIREUEN, Bireuen–Bupati Bireuen, H. Mukhlis, S.T., melantik dan mengambil sumpah jabatan sejumlah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen, Jumat (17/10/2025) sore di...

Kepala Daerah Berhak Dapat Anugerah Kebudayaan PWI, Ini Mekanismenya

0
KABAR BIREUEN, Jakarta - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2026 di Banten, 6-10 Februari, disemarakkan dengan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat untuk Bupati/Wali Kota yang...

MIN 12 Bireuen Peringati Maulid Nabi, Tanamkan Akhlak Rasulullah Sejak Dini

0
KABAR BIREUEN, Kota Juang – Keluarga besar Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 12 Bireuen menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah/2025 Masehi di halaman...

Literasi Media, Kunci Melawan Hoaks

0
  Oleh: Khairuni Amalia    Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe DI ERA digital saat ini, arus informasi di media sosial mengalir begitu...

KABAR POPULER

Ini Pejabat Pemkab Bireuen yang Baru Dilantik

0
KABAR BIREUEN, Bireuen–Bupati Bireuen, H. Mukhlis, S.T., melantik dan mengambil sumpah jabatan sejumlah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen, Jumat (17/10/2025) sore di...

Terima Jaket Kehormatan, Bupati Mukhlis Pimpin Upacara Pembaretan dan Penutupan Diklatsar KOKAM Nasional di...

0
KABAR BIREUEN, Bireuen - Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST memimpin upacara pembaretan dan penutupan Diklatsar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Nasional Tahun 2025,...

Tim Verifikasi Rumah Bantuan Baitul Mal Bireuen: Rumah ‘Baygon’ Masih Layak Direhab

0
KABAR BIREUEN, Bireuen - Tim verifikasi bantuan rumah layak huni Baitul Mal Kabupaten (BMK) Bireuen mengungkapkan, rumah milik Junaidi alias Baygon di Gampong (Desa)...

Bupati Bireuen Minta Pejabat Baru Dilantik Tunjukkan Kemampuan

0
KABAR BIREUEN, Bireuen – Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, meminta para pejabat yang baru dilantik untuk menunjukkan kemampuan terbaik dalam menjalankan tugas dan tanggung...

DLHK Bireuen Juara I Karnaval Kategori Pawai Pejalan Kaki Tingkat Dinas

0
KABAR BIREUEN, Bireuen - Peserta Pawai Budaya dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bireuen berhasil meraih prestasi gemilang dengan meraih juara satu pada...