KABAR BIREUEN, Kota Juang — Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menunjukkan komitmen serius dalam memulihkan dunia pendidikan pascabencana. Salah satunya dengan memfasilitasi pemulihan psikologis para guru yang terdampak banjir dan tanah longsor melalui kegiatan Trauma Healing yang digelar selama tiga hari.
Kegiatan bertajuk Fasilitasi Komunitas Belajar Pemulihan Psikologis tersebut berlangsung sejak 18 hingga 20 Desember 2025 di Aula Hotel Bireuen Jaya. Diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai jenjang pendidikan.
Kepala Disdikbud Bireuen, Dr. Muslim, M.Si, menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut. Dia menyampaikan, pemulihan psikologis guru merupakan faktor penting agar proses belajar mengajar dapat kembali berjalan optimal.
“Guru yang mengalami tekanan psikologis akibat bencana perlu mendapat pendampingan. Dengan kondisi mental yang pulih, mereka dapat kembali melaksanakan tugas mengajar dengan baik,” ujar Muslim.

Menurutnya, trauma healing ini memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kembali kualitas pendidikan di daerah terdampak bencana. Dia berharap, para peserta mampu mengaplikasikan hasil pembelajaran dalam aktivitas mengajar sehari-hari.
“Dengan adanya kegiatan ini, para guru diharapkan dapat kembali mengajar secara efektif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa,” jelas Muslim.
BACA JUGA: Asah Literasi Sejak Dini, Disdikbud Bireuen Gelar Pelatihan Menulis Kreatif bagi Siswa SMP
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Ketenagaan Disdikbud Bireuen, Abdul Majid, S.H., M.M, menjelaskan, peserta kegiatan berasal dari berbagai satuan pendidikan. Rinciannya, guru jenjang PAUD sebanyak 75 orang, SD 52 orang, SMP 15 orang, serta dua orang pengawas sekolah.
“Kegiatan ini dibiayai melalui Dana Alokasi Umum (DAU) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen,” jelas Abdul Majid.
Untuk mendukung efektivitas kegiatan tersebut, Disdikbud Bireuen menghadirkan pemateri profesional di bidang psikologi, yakni Endang Setyaningsih, M.Pd, Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Aceh, dan Popy Citra Sari Morian, S.Psi., M.I.Kom, dari Biro Konsultasi RLP Banda Aceh. (Hermanto)










