KABAR BIREUEN, Bireuen – Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST mengukuhkan Pengurus Sanggar Meuligoe Jeumpa masa bakti 2025–2030 dalam sebuah prosesi penuh nuansa budaya di halaman Pendopo Bireuen, Rabu (13/8/2025) malam.
Momen tersebut menjadi peneguhan komitmen bersama untuk menjaga, mengembangkan, dan mempopulerkan seni budaya Aceh di tengah arus modernisasi.
Pengurus baru yang dilantik yakni Ketua Umum, Sadriah, S.K.M., M.K.M, Wakil Ketua Zamzami, S.Pd., M.M, Sekretaris Mursyidin, M.Sos, dan Bendahara Cut Ferawati, S.K.M, M.K.M, beserta sejumlah kepala bidang lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Mukhlis menegaskan, sanggar seni memiliki peran penting sebagai benteng sekaligus jembatan pelestarian warisan budaya daerah. Dia mencontohkan, simbol Bungong Jeumpa yang merepresentasikan keindahan dan keteguhan budaya Aceh harus terus hidup dalam jiwa generasi muda.

“Melalui sanggar ini, mari kita jadikan seni sebagai media pendidikan karakter, penguatan identitas lokal, dan sarana mempererat persaudaraan di tengah masyarakat,” ajak Mukhlis.
Diingatkannya, pengukuhan kepengurusan Sanggar Meuligoe Jeumpa ini bukan sekadar seremoni pergantian periode, melainkan momentum memperbarui tekad menjaga nilai budaya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Pemkab Bireuen, katanya, siap bersinergi dan memberi dukungan penuh terhadap program pelestarian seni dan budaya.
Ketua Umum Sanggar Meuligoe Jeumpa, Sadriah, dalam pidato perdananya menyampaikan, sanggar bukan hanya tempat latihan menari atau musik, tetapi juga ruang edukasi kultural dan pusat kreatif seni lokal. Menurutnya, menjaga sanggar berarti membangun komunitas yang sehat, solid, dan berdaya guna.

“Sanggar ini hadir bukan sekadar untuk tampil di panggung, tetapi untuk mendidik, menginspirasi, dan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya sendiri,” ujar Sadriah.
Dia berharap seluruh pengurus bekerja dengan semangat kekeluargaan, menjunjung tinggi nilai budaya Aceh, serta berinovasi memadukan tradisi dengan kreativitas masa kini agar tetap digemari generasi muda.
Menurut Sadriah, sanggar ini dapat menjalin sinergi dengan pemerintah daerah, sekolah-sekolah, komunitas pemuda, dan pelaku seni lainnya, demi meluaskan pengaruh positif budaya di tengah masyarakat. Dapat mengembangkan kegiatan yang tidak hanya bersifat pelestarian, tetapi juga inovatif dan adaptif memadukan tradisi dengan kreativitas masa kini agar tetap relevan bagi generasi muda.
“Mari kita jadikan Sanggar Meuligoe Jeumpa ini sebagai rumah budaya, tempat tumbuhnya semangat, nilai, dan semarak seni lokal yang terus berdenyut dalam nadi Kabupaten Bireuen,” ajak Sadriah. (Hermanto)