RSUD dr Fauziah Bireuen. (Foto Rizanur/Kabar Bireuen)

KABAR BIREUEN – Ratusan pasien mata pada RSUD dr Fauziah Bireuen belum dilayani operasi karena tidak tersedia alat/bahan medis.

Seorang warga Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, beberapa waktu lalu menuturkan, ia telah mendaftar untuk berobat di Poli Mata pada RSUD dr Fauziah Bireuen, tetapi belum dilayani.

“Saya disuruh tunggu sampai tiga bulan untuk jadwal operasi mata,” kata warga tersebut.

Ditanya alasan disuruh tunggu sampai tiga bulan, warga Kecamatan Kota Juang yang memperkirakan dirinya menderita katarak, tidak tahu penyebab harus menunggu dalam waktu yang lama.

“Tidak tahu apa alasan disuruh tunggu. Apa karena banyak orang (pasien) yang berobat, tapi ada berita di rumah sakit Bireuen tidak ada bahan untuk operasi,” kata wanita yang mengeluh karena penglihatannya terganggu.

Tidak hanya wanita tersebut, beberapa pasien lainnya mengungkapkan hal sama. Mereka juga disuruh tunggu untuk waktu yang tidak jelas.

“Mau ke Banda Aceh kan perlu biaya besar, sementara kami ini orang miskin,” sebutnya.

Informasi yang diperoleh media ini dari sumber tepercaya, sejumlah perusahaan pemasok obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) menghentikan suplai barang untuk RSUD dr Fauziah Bireuen, karena tertunggak utang puluhan miliar rupiah sejak tahun 2022.

“Makanya ratusan item obat di rumah sakit selama ini kosong, dan BMHP banyak yang kosong. Bahkan ada pasien harus membeli sendiri obat di luar,” ungkap sumber kalangan internal RSUD dr Fauziah Bireuen yang minta namanya dirahasiakan.

Sumber itu juga mengungkapkan, ada dokumen pekerjaan dengan pihak ketiga di rumah sakit pelat merah itu belum ditanda tangani oleh pejabat lama, sehingga utang belum dapat dibayarkan.

“Dampaknya, mereka (distributor obat/BMHP) tidak mau mengirim barang untuk rumah sakit. Padahal utang mau dibayar, tetapi dokumennya masih belum ditanda tangan pejabat lama,” beber sumber tersebut.

Menurutnya, ada oknum pejabat RS yang menghubungi pihak rekanan melalui pesan aplikasi whatsapp dengan mengirimkan dokumen pencairan uang (pembayaran utang).

Oknum itu, lanjut sumber kalangan internal, menyampaikan ke pihak rekanan, bahwa pekerjaan tersebut masih wewenang direktur lama.

“Mungkin tujuannya minta setoran juga. Kalau bukan apa maksudnya mengirimkan foto kwitansi pembayaran ke rekanan. Ini kan ada tujuannya,” duga sumber itu.

Terkait permasalahan itu, Kabar Bireuen mencoba mengkonfirmasi Pj Bupati Bireuen melalui Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setdakab Bireuen, Azmi, S.Kom, MM, Kamis (14/3/2024).

Pertanyaan yang dikirim via pesan aplikasi WhatsApp, Kabag Azmi minta waktu hari ini. Namun sampai berita dikirim ke redaksi, belum ada jawaban.

Sementara Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Mukhtar MARS yang dihubungi melalui telepon selularnya, Jumat (15/3/2024) siang ditanya perihal di atas, tidak menyangkal.

Terkait pasien mata belum dilayani juga dibenarkannya. “Untuk sementara belum dapat dilayani. Hari ini bahan dan alat untuk operasi mata baru dikirim. Diperkirakan mulai minggu depan sudah dapat dilayani,” sebutnya.

Demikian juga perihal kekosongan ratusan item obat pada rumah sakit yang berstatus Rumah Sakit Regional itu, dibenarkan oleh dr Mukhtar.

“Masih ada obat yang kosong. Kan tau sendiri penyebabnya,” ujar dokter yang akrab disapa Abi ini.

Ditanya persoalan ada dokumen pekerjaan yang menjadi utang RS dengan pihak ketiga belum ditanda tangani oleh pejabat lama, dr Mukhtar hanya memberi jawaban diplomatis.

“Kalau itu tanyakan saja ke PPTK,” tutupnya.

Sebagai tambahan informasi, posisi utang RSUD dr Fauziah pada Januari 2024 sebesar Rp68 miliar terdiri dari utang obat Rp17,2 miliar, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Rp18,5 miliar, Jasa Medis Rp23,4 miliar dan lain-lain Rp9 miliar.

“Sementara kas dan piutang hanya Rp50 miliar. Dan Rp18 miliar lagi untuk menutupi utang belum jelas sumber,” ungkap sumber Kabar Bireuen, Rabu (17/1/2024).

Sumber itu juga menyebutkan, awal tahun 2020 posisi keuangan RSUD dr Fauziah Bireuen surplus. (Rizanur)