KABAR BIREUEN – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak di Kabupaten Bireuen, terus meningkat. Sementara Pemkab Bireuen terkesan lamban menanganinya.
Kondisi tersebut membuat khawatir Ketua Komisi II DPRK Bireuen, Munazir Nurdin, SSos. Sebab, virus PMK penyebarannya sangat cepat.
“Pemerintah jangan lamban mengambil tindakan. Jangan menunggu masyarakat harus rugi dulu baru ada penanganan,” ujar Munazir Nurdin kepada Kabar Bireuen, Jumat (27/5/2022).
Menurut Munazir Nurdin, seharusnya Pemkab Bireuen melalui dinas teknis, sejak awal ditemukan wabah PMK, sudah menyiapkan format atau standar penanganannya.
“PMK bukan hal yang baru di Indonesia. Sudah tentu orang teknis tahu apa yang harus dilakukan, mulai dari pencegahan, penanganan atau pengobatan sampai mengatasi dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat selaku peternak dan konsumen,” katanya.
BACA JUGA: 256 Ekor Sapi di Bireuen Terindikasi Gejala Klinis PMK
Politikus Partai Aceh lulusan SPP Snakma Saree Aceh ini menambahkan, sejak awal Dewan Kabupaten Bireuen sudah menyarankan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), agar disediakan anggaran yang memadai untuk Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Dinas Peternakan dari awal memang minim anggaran. Kami dari DPRK sudah mencoba negosiasi dengan TAPD, agar ada sedikit anggaran untuk dinas dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat. Akhirnya tidak terakomodir juga,” ungkap Munazir yang juga mantan kombatan GAM ini.
Munazir yang lebih dikenal dengan nama sandi Boh Manok di kalangan kombatan GAM ini, berharap Bupati Bireuen Muzakkar A Gani dapat mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi agar wabah ini tidak meluas.
BACA JUGA: 696 Sapi di Bireuen Terindikasi Terjangkit PMK, Dinas Belum Ada Anggaran untuk Penanganan
Disebutkannya, langkah menutup pasar hewan sudah baik untuk mencegah penularan, perlu juga dibentuk tim terpadu di perbatasan Kabupaten Bireuen. Tujuannya, untuk meminimalisir masuknya ternak dari luar yang sudah terjangkit PMK.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan anggaran untuk pengadaan vitamin dan vaksin, juga obat obatan agar ternak yang masih sehat tidak mudah terjangkit,” jelas Boh Manok.
BACA JUGA: Hasil Uji Laboratorium, 17 Sapi di Bireuen Positif PMK
Jika secara aturan dibenarkan dana tidak terduga digunakan untuk penanganan PMK, menurut dia, pihak dewan sangat mendukungnya.
“Silakan gunakan dana tidak terduga, jika dibenarkan secara aturan. Kalau memang tidak ada anggaran, kami siap membahas bersama untuk persetujuan mendahului anggaran perubahan. Yang paling penting Penyakit Mulut dan Kuku dapat dicegah penularannya. Begitu juga ternak yang sakit dapat disembuhkan, sehingga masyarakat peternak dapat kembali bernapas lega,” pungkas Boh Manok. (Rizanur)