KABAR BIREUEN – Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 2023 dibuka oleh Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi di Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Sabtu malam (4/11/2023).
PKA ke-8 yang mengangkat tema “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia” Itu berlangsung 4-12 November 2023.
Amatan Kabar Bireuen di arena utama pagelaran PKA-8 di Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin, sampai selesai digelar seremonial pembukaan, panitia pelaksana PKA-8 Kabupaten Bireuen belum rampung menata anjungan yang diapit anjungan Kabupaten Pidie dan Aceh Tamiang.
Di anjungan berarsitektur rumah adat (rumoh Aceh) berkonstruksi kayu yang mulai lapuk dimakan usia. Begitu juga ampu penerangan maupun lampu hias, belum terpasang semuanya. Padahal, menjelang waktu pembukaan tidak dibenarkan lagi ada kegiatan pengerjaan anjungan oleh panitia provinsi.
Dalam ruangan, berada di lantai dasar, tidak ada barang istimewa yang dipamerkan. Dekat pintu masuk, diletakkan choek ranup (lesung kecil penumbuk pinang dan sirih), rampagoe tuha. Kemudian bibit lada dan pinang, beberapa tandan pinang muda, pinang kering, minyak urut (minyeuk goet-goet), kue khas Aceh dan beberapa barang produksi lokal serta barang peninggalan zaman dulu.
Lalu, pada dinding ruangan hanya ada tempelan poster sekilas sejarah Bireuen, poster seniman asal Bireuen seperti Syeh Lah Geunta, Mulya Bijeh Mata. Ada juga poster tentang hasil perkebunan empat kecamatan.
Salah seorang pengunjung anjungan sempat berceloteh, dekorasi ruangan Anjungan Kabupaten Bireuen seperti wahana “rumah hantu”.
“Ta tamong u dalam lagee ‘rumoh hantu’ (kita masuk ke dalam seperti wahana rumah hantu),” katanya sambil berlalu.
Informasi diperoleh Kabar Bireuen dari sejumlah sumber menyebutkan, kondisi anjungan Bireuen terkesan seperti wahana rumah hantu, karena ada kalangan panitia yang merasa dekat dengan pimpinan (Pj Bupati) mendominasi peran di semua lini.
Koordinator Panitia Pelaksana PKA-8 Kabupaten Bireuen, Dailami yang ditanya usai acara pembukaan, tidak menampik jika anjungan Bireuen terkesan seperti wahana rumah hantu.
“Ya seperti inilah kondisinya,” kata Dailami.
Demikian juga saat disinggung tentang adanya panitia yang mendominasi peran karena merasa paling dekat dengan Pj Bupati dan istri Pj Bupati Bireuen, Dailami hanya tersenyum, tanpa berkomentar.
Usai seremonial pembukaan, Pj Bupati Bireuen Aulia Sofyan bersama istri, dr Nova Dian Lestari didampingi Kajari Bireuen, Munawal Hadi, Kapolres Bireuen, AKBP Jatmiko, melihat langsung ruangan anjungan yang pada salah satu ruangan diletakkan tempat tidur orang habis melahirkan (panteu ureung inong madeung).
Sebagai informasi, PKA pertama kali dilaksanakan tahun 1958, PKA-2 tahun 1972, PKA-3 tahun 1988, PKA-4 tahun 2004, PKA-5 tahun 2009, PKA-6 tahun 2013, PKA-7 tahun 2018 dan PKA-8 tahun 2023.
Sementara Kabupaten Bireuen mulai ikut serta pada acara empat tahunan itu pada PKA-4 tahun 2004, mengingat Bireuen disahkan menjadi daerah otonom pada tahun 1999.
Semoga pada PKA-9 nanti Kabupaten Bireuen telah ada anjungan yang lebih layak dari sekarang. (Rizanur)Â