KABAR BIREUEN, Peudada – Jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong (Desa) Blang Beururu, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, rusak parah, apalagi pada musim hujan.
Jalan tersebut setiap hari dilintasi 27 truk pengangkut sampah yang bermuatan 4-5 ton sampah milik Pemkab Bireuen di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
Informasi diperoleh Kabar Bireuen, setiap musim hujan, truk pengangkut sampah sangat sulit menjangkau TPA di Blang Beururu karena jalan berlumpur.
Hal tersebut dibenarkan Plt Kepala DLHK Kabupaten Bireuen, Irwan SP MSi. Dikatakannya, kemarin (Senin, 6 Januari 2025), ada truk yang masuk ke lubang yang berlumpur.
“Bukan kemarin saja, tetapi setiap habis hujan truk sulit menjangkau ke lokasi karena jalan belum diaspal dan licin,” ungkap Irwan kepada Kabar Bireuen melalui telepon selulernya, Selasa (7/1/2025).
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Pertamanan pada DLHK Bireuen, Abdullah yang ditemui Kabar Bireuen di ruang kerjanya, Selasa (7/1/2025) menjelaskan, jalan rusak bukan saja sulit dilintasi truk pengangkut sampah, tetapi mengakibatkan kerusakan kendaraan.
“Ban truk tidak sampai sebulan sudah aus. Selain itu per dan bola stior (ball joint) juga tidak bertahan lama. Setiap hari ada truk yang masuk ke bengkel,” kata Abdullah.
Ditanya besaran biaya operasional pertahun, kata Abdullah, sebanyak Rp1,1 miliar untuk bahan bakar dan Rp1,1 miliar biaya perawatan kendaraan.
Namun, lanjut Abdullah, untuk tahun 2025 hanya tersedia cukup sampai dengan bulan Mei. Sedangkan untuk kebutuhan bulan selanjutnya, harus menunggu Perubahan APBK 2025.
“Tahun 2025 baru tersedia anggaran untuk BBM dan biaya perawatan kendaraan cukup sampai bulan Mei. Kebutuhan bulan selanjutnya harus kami tanggulangi (utang) sementara sampai ada alokasi anggaran pada APBK Perubahan,” jelasnya.
BACA JUGA: Realisasi Retribusi Pelayanan Persampahan di Bireuen Tahun 2024 Melebihi Target
Selain kebutuhan biaya untuk 27 truk pengangkut sampah, imbuh Abdullah, biaya operasional dan perawatan tiga alat berat yang dioperasionalkan di lokasi TPA sangat tinggi, karena sering rusak.
“Alat berat kita semua punya lama, jadi sering rusak. Kalau tidak kita perbaiki maka harus sewa untuk kebutuhan di TPA,” katanya.
Sebagai tambahan, DLHK Kabupaten Bireuen saat ini mempekerjakan 279 tenaga kerja, mulai dari petugas penyapu, supir, kernet truk dan operator alat berat. (Rizanur)