Ketua DPD LVRI Aceh Kolonel (Purn) HM Djafar Karim

KABAR BIREUEN- Kendati anggota LVRI yang masih tersisa sudah berusia lanjut tetap bersemangat berjuang mewariskan jiwa, semangat dan nilai juang kepada generasi penerus sebagai aset utama Veteran menghadapi masa depan.

Demikian ditegaskan Ketua DPD LVRI Aceh Kolonel (Purn) HM Djafar Karim dalam suatu wawancara dengan Kabar Bireuen, usai melantik pengurus DPC LVRI Kota Lhokseumawe di Aula Makodim-0103 Lhokseumawe Jumat (27/4/2018.

Kolonel (Purn) HM Djafar Karim (foto) mengajak seluruh keluarga besar TNI/Pori, keluarga besar LVRI untuk menyelamatkan NKRI dengan tetap mempertahankan Pancasila dan UUD 45 yang asli. Sekarang UUD 1945 sudah berubah setelah diamendemen 4 kali sejak tahun 2002.

Kita masih ingat Presiden Soekarno dalam menghadapi situasi genting pada masa Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) demi menyelamatkan Negara dan bangsa mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945,” katanya.

selian itu, juga  harus bertekad mempertahankan mempertahankan TAP MPRS No XXV /1966 dan UU Nomor 27 tahun 1999 tentang larangan Komunis, jika kita tidak ingin dijajah Komunis.

Dikatakan, Ketua DPP LVRI Letjen TNI (Purn) Rais Abidin pada penutupan Kongres LVRI se-Indonesia di Hotel Borobudur Jakarta 19 Oktober 2017 dihadiri Presiden RI Jakowi menyatakan sikap Veteran menolak dicabutnya TAP MPRS tahun 1966 yang bertujuan untuk menghidupkan kembali di Indonesia.

Veteran juga menolak dicabutnya Perpu Nomor 2 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan.

Dikemukakan, kemerdekaan RI yang hampir  73 tahun kita nikmati sekarang ini bukan jatuh dari langit, akan tetapi berkat Rahmat Allah SWT  dan berkat perjuangan para pejuang baik yang masih hidup maupun yang sudah menjadi syuhada.

Para pejuang tanpa pamrih dalam perjuangan perlawanan mengusir penjajah Belanda, Jepang, perjuangan mempertahankan kemedekaan serta perjuangan mengisi kemerdekaan kepada rakyat kita. Untuk hidup adil, makmur, makmur dan sejahtera sebagai tujuan perjuangan yang telah kita wariskan kepada Bangsa dan Negara.

Dicontohkan, peranan Kota Juang Bireuen sebagai Markas Besar Divisi X Komandemen Sumatera Langkat dan Tanah Karo sebagai Divisi Militer yang  memiliki peralatan perang yang tangguh termasuk Radio Rimba Raya, dibawah pimpinan Panglima Kolonel Hoessein Joesoef paling berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan RI dimasa agresi Belanda 1947-1948.

Bahkan Presiden RI pertama Sokarno setelah ibu kota RI kedua dikuasai kembali di masa agresi Belanda 1948, hijrah ke Kota Juang Bireuen untuk mengendalikan Republik Indonesia dalam keadaan darurat.

Menurut Kol (Purn) HM Djafar Karim DPC LVRI Kabupaten Bireuen merupakan Kabupaten terbanyak anggota LVRI dan janda Veteran. Tahun 2017 sudah terdata ulang sebanyak 308 anggota veteran dan 447 janda veteran yang tersebar di 17 kecamatan. Hingga April 2018 sudah terdata lagi sebanyak 250 anggota veteran dan janda veteran sehingga Kota Juang Bireuen memiliki anggiota veteran dan janda mencapai 1005 orang.

Diharapkan, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten/Kota dan semua pihak perlu memberikan perhatian utama kepada para pejuang dan pahlawan yang telah yang berjasa memperjuangkan kemerdekaan RI.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu dan mau memperhatian jasa-jasa  pahlawannya,” ujar Kolonel (Purn) HM Djafar Karim. (H.AR Djuli).