Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, bersama ratusan prajuritnya mengangkut material makam harus dari jalur sungai dengan menempuh jarak sekitar 2,3 kilometer, untuk pemugaran makam Pahlawan Nasional, Cut Meutia, di Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, Senin (9/13/2024). (Foto: Penrem LW)

KABAR BIREUEN, Aceh Utara – Kesunyian di pelosok puncak bukit Lipeh ujung Krueng Keureuto kawasan hutan belantara Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, terdapat artefak bernilai penting bagi sejarah. Salah satunya makam seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang juga pahlawan nasional srikandi Aceh Cut Nyak Meutia, kondisinya begitu miris dan terkesan terabaikan.

Padahal, kemerdekaan Republik Indonesia saat ini telah memasuki usianya yang ke-79 tahun. Namun, baru dilakukan pemugaran atau direnovasi oleh para prajurit TNI yang dipimpin oleh Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran, seorang perwira TNI Kopassus yang merupakan putra asli Aceh.

Cuaca disertai hujan lebat mengguyur, menambah sulitnya akses jalur medan ekstrim licin di kawasan tersebut. Terlihat sejumlah unit kendaraan tempur dan kuda besi prajurit TNI terperosok saat mendaki lintasan bukit terjal puncak bukit keruengkerto.

Namun, semua itu tidak menyurutkan semangat perjuangan para ksatria prajurit TNI itu, meski mereka terjatuh bangun menerabas hutan lindung menempuh jarak sekitar 4 kilometer, pada Senin (9/13/2024) pagi hingga kembali saat malam tiba.

“Pemugaran ini pekerjaannya sedang berlangsung. Kami selaku putra asli Aceh, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal, Dandim 0103/Aceh Utara Letkol Kav Makhyar dan saya Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran dalam menghormati perjuangan para Pahlawan pendahulu salah satunya Cut Nyak Meutia pejuang srikandi Aceh,” ungkap Danrem.

Danrem Ali Imran menguraikan, pemugaran makam telah direncanakan sejak Mei 2024. Bertepatan dalam rangka memperingati Hari Juang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, HJK Ke-79 TNI AD, “TNI AD Berjuang Bersama Rakyat”.

Selain itu, gagasan tersebut bertujuan dalam rangka menghormati dan menjaga marwah pahlawan nasional dengan merawat benda-benda sejarah bukti peninggalan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh dilupakan.

“Makam pahlawan inilah sebagai bukti kisah perjuangan yang harus dirawat. Jika kita jaga marwah pahlawan pendahulu, berarti kita telah menjaga kehormatan bangsa Indonesia dimata dunia. Karena kita sebagai penikmat kemerdekaan ini harus meneruskan perjuangan para pahlawan dan tidak boleh melupakannya,” ajak Danrem.

Menurutnya, makam pahlawan nasional harus dirawat dan dibangun galeri tempat upacara maupun meseum berisi replika barang sejarah lainnya milik almarhum, namun kondisi kompleks makam Cut Meutia jauh beda dengan kondisi makam nasional lainnya.

“Hampir puluhan tahun terbengkalai, walaupun pernah dipugar, namun belum maksimal, maka jika tidak dirawat benda sejarah bukti kemerdekaan tersebut akan hilang punah tanpa bekas ditelannya waktu, begitupun generasi muda kedepan tidak mengetahui dimana makam pahlawan Cut Meutia dan hanya mengenal lewat uang dan cerita dongeng semata,” sebutnya.

Hampir sekitar dua ratus lebih prajurit TNI gabungan mengangkut material dengan memanggul di pundak berjibaku berjalan dari aliran sungai yang saat itu air keruh deras setelah hujan deras, sehingga tidak terlihat menapak di atas batu kerikil tajam, mereka banyak yang terjatuh, bahkan banyak juga kaki dan tangan yang terluka terbentur.

Danrem mengerahkan prajurit TNI berbagai satuan di jajaran Korem 011/LW, baik TNI AL, TNI AU dan TNI AD, termasuk Tim kesehatan TNI AD Kesrem Lhokseumawe, berjibaku mengangkut material untuk pembangunan makam Cut Meutia.

Danrem turut memikul karung goni yang berisikan paving block. Ali Imran bersama ratusan prajuritnya mengangkut material makam harus dari jalur sungai dengan menempuh jarak sekitar 2,3 kilometer. Sebab, akses jalan yang baru dibuka kondisinya licin diguyur hujan. Bahkan Danrem salah satu menjadi korban terluka akibat terjatuh saat mengangkut matetial.

Danrem Kolonel Ali Imran yang seangkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan kewilayahan, ini juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria yang juga putra asli Aceh, guna mendukung upaya membuka akses dan renovasi makam pahlawan nasional tersebut. (Red)