
KABAR BIREUEN – Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani SH MSi diminta serius menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang semakin mengganas, mengingat Hari Raya Idul Adha 1443 H tidak lama lagi. Sementara kebutuhan hewan untuk disembelih pada saat tradisi meugang dan kurban jumlahnya mencapai ribuan ekor.
Hal itu dikemukakan Ketua Komisi III DPRK Bireuen, Teuku Muhammad Mubaraq, kepada Kabar Bireuen, Rabu (8/6/2022).
“Bupati harus serius menangani masalah PMK ini. Perlu duduk menyikapi hal wabah yang setiap hari kasusnya bertambah, bahkan sudah menyebar di semua kecamatan,” kata Teuku Muhammad Mubaraq.
Muhammad Mubaraq menilai, Bupati Bireuen Muzakkar A Gani sangat lamban menyikapi wabah PMK. Buktinya, sampai saat ini penyediaan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan hewan pada Dinas Peternakan tidak memadai.
“Setiap Kami baca berita, alasan pihak dinas belum ada obat untuk menangani PMK,” ketus Mubaraq.
Seharusnya, menurut Mubaraq, bupati bisa mengambil kebijakan atau inisiatif lain yang dibenarkan secara aturan.
“Kenapa untuk kegiatan lain yang tidak begitu urgen, bupati berani ambil kebijakan,” sindir Mubaraq.
Politikus muda dari Partai Golkar ini juga mengingatkan Bupati Muzakkar, agar menginstruksikan ke Dinas Peternakan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap hewan yang disembelih.
Hewan yang terpapar PMK, sebut Teuku Mubaraq, boleh disembelih dan dagingnya bisa dikonsumsi. Namun, jeroannya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi.
“Artinya, pemerintah harus mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat peternak, penjual daging dan konsumen tentang mengonsumsi daging hewan yang terpapar PMK. Apalagi Kabupaten Bireuen dikenal daerah kuliner sate, jangan sampai masyarakat takut makan sate,” jelas Mubaraq. (Rizanur)