KABAR BIREUEN – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam, menetapkan Nomor Statistik Pesantren (NSP) Dayah Islam Terpadu (DIT) Muhammadiyah Bireuen.
NSP Dayah Islam Terpadu Muhammadiyah Bireuen nomor 510011110227 tersebut ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1407 tahun 2021 tentang Penetapan Nomor Statistik Pesantren Dayah Islam Terpadu Muhammadiyah Bireuen pada 28 Juni 2021 oleh Dirjen Muhammad Ali Ramdhani.
Dayah yang beralamat di Jalan Putroe Bungsu, Desa Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, ini juga diberikan Piagam Statistik Pesantren dengan nomor 001407.
Dalam keputusan itu disebutkan, pertimbangan ditetapkan NSP tersebut berdasarkan rekomendasi hasil verifikasi, validasi dan rekomendasi Kementerian Agama Kabupaten Bireuen.
“Pesantren Dayah Islam Terpadu Muhammadiyah Bireuen dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diberikan Nomor Statistik Pesantren,” demikian disebutkan dalam keputusan tersebut.
Poin selanjutnya disebutkan, Pesantren DIT Muhammadiyah Bireuen berhak menyelenggarakan pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan mengimplementasikan nilai nilai Islam rahmatan lil’alamin, menjunjung tinggi nilai nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pondok Pesantren DIT Muhammadiyah Bireuen didirikan oleh dr Athailah A. Latief, SpOG dan sekarang dipimpin oleh Ustad Fakhrurrazi, S.Sy.
Pimpinan DIT Muhammadiyah Bireuen, Ustad Fakhrurrazi, S.Sy kepada Kabar Bireuen, Sabtu (3/7/2021), mengatakan, pendirian dayah atau pesantren sekarang harus sesuai dengan persyaratan Undang undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren.
“Kami sudah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dan telah diverifikasi oleh Kemenag Bireuen. Prosesnya mulai dari kabupaten sampai ke pusat (Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI),” katanya.
Menurut Fakhrurrazi, setelah keluarnya NSP, Dayah Muhammadiyah Bireuen akan didaftarkan ke Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh.
Sebut Fakhrurrazi, dayah yang dipimpinnya terintegrasi dengan pendidikan umum, yaitu SMP dan SMA.
“Dayah sudah berjalan dua tahun dan sekarang ada 70 santri jenjang SMP dan SMA,” jelasnya.
Menyangkut kurikulum di DIT Muhammadiyah Bireuen, sebutnya, tidak berbeda jauh dengan dayah modern di Aceh.
Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, MSi menyebut, konsep pesantren yang dikelola Muhammadiyah adalah pesantren pembaruan atau modern, serta terintegrasi dengan pendidikan umum sekolah atau madrasah.
Sekarang Pesantren Muhammadiyah memiliki brand image yang sangat diminati masyarakat, yaitu Muhammadiyah Boarding School (MBS) dan pesantren sains (Trensains). (Rizanur)