KABAR BIREUEN – Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen tempati peringkat pertama rangking Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Aceh dan peringkat 118 PTN dan PTS se-Indonesia tahun 2023 versi UniRank.

Kalau untuk PTN dan PTS di Aceh, Umuslim berada pada peringkat ketiga, setelah Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar Raniry Banda Aceh.

Hal tersebut disampaikan Rektor Umuslim, Dr. Marwan, M.Pd melalui Kabag Humas, Zulkifli, M.Kom, Selasa (28/3/2023), berdasarkan informasi yang dirilis lembaga UniRank beberapa hari lalu.

Menurut Marwan, UniRank adalah sebuah lembaga perangkingan perguruan tinggi di dunia. Lembaga UniRank atau yang dulu dikenal dengan 4 International Colleges & Universities (4icu) merupakan direktori internasional pendidikan tinggi dan juga mesin pencari daring (online) dengan fitur review dan pemeringkatan lebih dari 13 ribu universitas di 200 negara.

UniRank merupakan sebuah situs yang menyediakan informasi seputar pemeringkatan kampus-kampus di dunia. Website ini sejenis dengan beberapa situs lainnya, termasuk QS Top Universities hingga Webometrics.

“Seperti dilansir Unirank Universitas Almuslim peringkat 3 Perguruan Tinggi di Provinsi Aceh. Untuk se-Indonesia, berada pada peringkat 118, baik PTN maupun PTS. Tapi, untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh, Umuslim berada pada peringkat pertama,” jelas Marwan, sebagaimana disampaikan Zulkifli.

Berikut urutan 5 Perguruan Tinggi, baik PTN maupun PTS di Provinsi Aceh versi UniRank 2023:
1. Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
2. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UIN Ar-Raniry)
3. Universitas Al Muslim (Umuslim)
4. Universitas Malikussaleh (Unimal)
5. Universitas Teuku Umar (UTU)

Rektor Umuslim bersyukur atas capaian ini yang dinilai oleh sebuah lembaga indenpenden permeringkatan perguruan tinggi seluruh dunia, baik PTN maupun PTN. Cpaian ini, katanya, tentu tidak terlepas dari usaha dan upaya seluruh civitas akademika dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

“Kepada seluruh dosen agar terus meningkatkan volume publikasi ilmiah dan publikasi website, karena penilaian tersebut tidak terlepas dari produk publikasi ilmiah melalui website, di samping kriteria, proses pembelajaran, pengabdian dan akreditasi, baik prodi maupun institusi,” harap Marwan. (Rel)