Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambangi pameran keris Pusaka Ageming Satriya yang digelar di Ndalem Yudhonegaran Yogyakarta Jumat 17 Januari 2025. (Foto: Dok. Istimewa)

KABAR BIREUEN, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon angkat bicara soal wacana pembangunan bioskop di Aceh, provinsi satu-satunya di Indonesia yang diberi keistimewaan menerapkan Syariat Islam. Politisi Partai Gerindra itu menilai jika keberadaan bioskop di Aceh bisa terealisasi namun film-film yang ditayangkan tak melanggar prinsip-prinsip nilai yang diterapkan di provinsi tersebut.

“Untuk (menghadirkan) bioskop di Aceh mungkin memang masih ada kendala terkait dengan qanun (peraturan daerah yang diterapkan di Aceh), tentu harus ada adaptasi,” kata Fadli di Yogyakarta, Jumat, 17 Januari 2025.

Fadli menuturkan usulannya agar Aceh memiliki bioskop seperti di berbagai daerah di Indonesia, semata untuk mendukung tumbuhnya industri film Tanah Air yang kini sedang naik daun. “Secara nasional, ekosistem film kita sedang bagus-bagusnya,” kata Fadli. Ia memandang perlu wadah lebih luas seperti bioskop untuk mendukungnya.

Fadli mengaku, kalangan insan perfilman menyampaikan kepadanya bahwa saat ini Indonesia masih kekurangan layar bioskop untuk memutar karya-karya produksi sineas lokal. Di sisi lain, konsentrasi keberadaan bioskop di Tanah Air belum merata ke seluruh provinsi. Bioskop terakhir di Aceh diperkirakan tutup pada pertengahan 1990-an, sebelum Syariat Islam diberlakukan mulai 2001.

Fadli juga mencontohkan, di Provinsi Sumatera Barat, bioskop hanya bisa ditemui di Kota Padang. “Jadi warga di Sumatra Barat kalau mereka dari Bukittinggi atau Payakumbuh, harus menempuh waktu tiga jam dulu untuk bisa menonton film di bioskop,” kata dia, “Sehingga kami ingin mendorong tumbuhnya bioskop ini lebih banyak, terutama dari swasta.”

Terdapat Banyak Bioskop di Negara-negara Timur Tengah

Menurut Fadli, di negara-negara Timur Tengah yang kebanyakan merupakan negara Islam, kini juga memiliki banyak bioskop. “Kalau kita lihat di Doha Qatar, lalu Arab Saudi itu ada banyak bioskop,” ujarnya.

Keberadaan bioskop itu masih diperlukan sebagai sebuah platform lantaran sensasi menoton sendiri di rumah dengan di bioskop berbeda. Untuk wacana pembangunan bioskop di Aceh ini, ia telah menyampaikan kepada Wakil Gubernur Aceh terpilih serta Wali Nanggroe Aceh.

“Saya sudah sampaikan kepada (kepala daerah di Aceh) soal bioskop ini, karena Aceh menerapakan syariat Islam, perlu ada penyesuaian dan adaptasi nanti untuk bioskop yang berdiri di sana,” ujar Fadli. (tempo.co)