KABAR BIREUEN – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bireuen mengadakan pertemuan pelaksanaan rembuk Stunting, sekaligus melaunching Inovasi Geutanyoe Asuh Tambatan Ate (GATA) Kabupaten Bireuen tahun 2023.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Bupati Bireuen, Aulia Sofyan, Ph.D, di Oproom Kapuspemkab setempat, Jumat pagi (16/6/2023).
Kepala DPMGPKB Bireuen, Ir. Mukhtar, M.Si selaku ketua pelaksana kegiatan diwakili oleh Sekretaris DPMGPKB, Andri Saputra S.STP melaporkan, rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi.
Dikatakan, pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara terintegrasi antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.
Serta untuk memperkuat komitmen pimpinan daerah terhadap upaya percepatan penurunan stunting.
“Tema yang diangkat dalam kegiatan rembuk stunting ini adalah Integrasi kebijakan dan kearifan lokal dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bireuen,” sebut Andri Saputra.
Menurutnya, latar belakang pemilihan tema tersebut terkait dengan proses penyatuan antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.
Dimana mencakup seluruh aspek dalam proses percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bireuen dengan mengedepankan kearifan lokal yang bertujuan agar semua program yang dilaksanakan secara teritorial, komprehensif, termaju dan bersifat multisektoral.
Andri Saputra merincikan, pertemuan sehari ini diikuti 107 peserta, terdiri dari unsur pemerintah daerah, unsur pemerintah kecamatan, pemerintah gampong, unsur para pelaku stunting, sektor/lembaga non pemerintah dan unsur masyarakat.
“Pelaksanaan kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama tim TPPS Kabupaten Bireuen terutama BAPPEDA, DPMGPKB dan Dinas Kesehatan,” jelas Sekdis DPMGPKB Bireuen ini.
Pj Bupati Bireuen, Aulia Sofyan dalam inti sambutanya menjelaskan, penanganan stunting ini memang sangat sulit.
Tapi semua harus optimis untuk bekerjasama dan berkomitmen tinggi, juga care (perhatian) untuk menghadapi persoalan ini.
“Makanya semua pihak yang terlibat terkait penanganan stunting, perlu duduk bersama untuk merembuk kembali,” katanya.
Disampaikan kepada para camat supaya memanggil para keuchik (kepala desa) untuk menanyakan dan memastikan apa ada mengalokasikan Dana Desa untuk penanganan stunting.
Selain itu, Pj Bupati Bireuen ini juga mengharapkan kepada para keuchik harus peduli dengan masyarakatnya.
Dana Desa yang ada, lebih difokuskan untuk penanganan stunting, jangan dulu pikir bimtek, pintanya.
“Stunting ini adalah program utama yang paling menjadi perhatian bapak Presiden,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Bireuen mengatakan, hari ini melaunching inovasi baru yang dilahirkan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen melalui Bappeda yaitu GATA (Geutanyoe Asuh Tambatan Ate).
Menurutnya, aplikasi boleh diciptakan sehebat apapun, tapi hal yang paling penting dan paling menentukan adalah kebersamaan dan kerja kita.
“Semoga aplikasi GATA ini dapat membantu dan program berjalan dengan baik,” tutur Pj Bupati Bupati Bireuen. (Herman Suesilo)