KABAR BIREUEN– Kisah pilu kehidupan dialami Nasruddin dan adiknya Muaril (8) sejak ditinggal sang ayah meninggal dunia 14 tahun yang lalu dan ibunya merantau ke Malaysia sudah 5 tahun.

Nasruddin (23) bersama adiknya terpaksa harus berpindah-pindah tempat tinggal karena tak punya rumah dan harta benda. Mereka aslinya berasal dari Gampong Kareung, Kecamatan Kuala, namun kini harus tinggal di Cot Keuranji, Peusangan.

“Saya terpaksa harus berpindah-pindah sewa rumah karena memang tak punya rumah. Dia bekerja keras dengan keringatnya sendiri untuk bisa membayar sewa dan untuk kebutuhan hidup sehari-hari demi membiayai sekolah adiknya,” ungkapnya, Sabtu (24/6/2017).

Adiknya tersebut saat inbi tinggal terpisah dengan Nasruddin, karena Muaril kini dititip sama orang di Gampong Baroe, di Matangglumpangdua, Peusangan.

Nasruddin hanya mempuyai harta warisan peninggalan almarhum ayahnya semasa hidup, yaitu sebidang tanah kosong, cukup untuk membangun satu unit rumah di Desa Cot Buket Kecamatan Peusangan. Namun, karena tak punya uang, maka rumah tersebut tak bisa dibangun.

Karena ibunya yang kini di negeri jiran, mencari nafkah untuk membiayai saudara Nasruddin yang lain. Keluarga Nasruddin sekarang sudah berpencar mencari tempat tinggal masing-masing apalagi ekonomi di Aceh tidak berputar. Lapangan kerja sempit, sehingga keluarganya terpaksa harus pergi tidak sanggup menahan lapar di negeri sendiri yang tanpa yang peduli dan tidak mempuyai tempat tinggal .

Nasruddin anak ke dua dari enam bersaudara yang kini hidup terlantar bersama adiknya yang masih duduk di kelas dua SD Paya Meuneng, Peusangan.

Dengan nada sedih Nasruddin berharap ada pihak darmawan atau Pemerintah Aceh yang membantu keluarganya membangun rumah yang layak huni yang bisa berteduh untuk mereka, anak yatim yang telah ditinggal ayahnya, agar bisa berkumpul kembali bersama ibunya di setiap hari, terutama pada hari raya.

“Tak ada lagi tempat kami mengadu, walau ada saudara, namun mereka juga serba kekurangan, dan belum mampu membantu kami yang dalam kondisi serba keterbatasan,” pungkasnya. (Azhari/Jurnalis Warga)