KABAR BIREUEN – Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kebupaten Bireuen menggelar pelatihan perawatan luka CWCCA (Certified Wound Care Clinician Associated) bertempat di Meeting Room Bireuen Parte Cafe selama 4 hari, 10 -13 Desember 2023.

Korlap Infokom PPNI Bireuen, Ns. Didi Suryadi, S.Kep. yang akrab disapa Didi Noah, disela sela acara pembukaan pada Minggu, 10 Desember 2023 menyebutkan, kegiatan itu diinisiasi oleh PPNI Bireuen dengan menggandeng Asosiasi Perawat Luka Indonesia atau Indonesia Wound Care Clinician Association (InWCCA) sebagai narasumber sebagai lembaga yang sudah terakreditasi dalam pelaksanaan pelatihan Perawatan Luka Modern.

Kegiatan ini juga didukung oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (FIKes UMMAH).

“Peserta pelatihan ini berjumlah 15 orang yang merupakan keterwakilan dari 6 kabupaten di Aceh, ada dari Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tengah, Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen dan Narasumbernya para pakar praktisi Perawatan Luka, langsung hadir Presiden InWCCA Ns. Edy Mulyadi, M.Kep dan tim InWCCA ,” ujar Didi Noah.

Ketua PPNI Bireuen, Ns. Mirzal Tawi, M.K.M atau dikenal dengan Syeh Tawi sangat bersyukur bahwa kegiatan pelatihan perawatan luka itu sangat positif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau skill para perawat.

“Alhamdulillah, dengan dukungan yang luar biasa dari Presiden InWCCA pak Edy Mulyadi, Gubernur InWCCA pak Saiful Faisal sehingga kegiatan pelatihan perawatan luka dapat terlaksana. Ini baru angkatan pertama, kita harapkan angkatan berikutnya bisa dilaksanakan di Bireuen,” harapnya.

Syeh Tawi melanjutkan, pelatihan perawatan luka ini merupakan bagian dari upaya wujudkan visi misi PPNI Bireuen, memfasilitasi dan mendorong rekan sejawat menjadi nursepreuneur, yang nantinya bisa melaksanakan atau membuka praktek keperawatan mandiri.

“Sehingga bisa membuka lapangan kerja sendiri juga bagi rekan-rekan perawat,” katanya.

Sementara Presiden InWCCA,  Ns. Edy Mulyadi, M.Kep., WOC(ET) menjelaskan, pelatihan itu untuk meningkatkan kompetensi perawat agar lebih exspert khususnya di bidang perawatan luka.

‘Pelatihan CWCCA kita ini merupakan split Program Indonesia Etnep (Enterestomal Therapy Program) yang terakreditasi lembaga International Word Council Enterestomal Therapi (WCET) selain itu juga terakreditasi Kementerian Kesehatan RI,” jelas Edy Mulyadi.

Selama ini, katanya, perawatan luka hanya bersifat konvensional saja yang akan memperpanjang proses penyembuhan.

Melalui pelatihan perawatan luka modern, diharapkan akan memperpendek perawatan dan mempercepat penyembuhan.

Pelatihan ini selain dibekali teori, kemudian dilanjutkan dengan praktik. Kami mendatangkan langsung pasien agar peserta bisa langsung mengaplikasikannya.

“Harapan ke depan teman-teman perawat, kalau yang sudah memiliki pekerjaan, lebih profesional khususnya dalam perawatan luka, yang belum memiliki pekerjaan bisa membuka praktik mandiri,” jelas Edy Mulyadi.

Salah seorang peserta asal Pidie, Mansur, Alumni Akper Jabal Ghafur Sigli, mengapresiasi kegiatan tersebut.

Dia mengakui untuk perawatan luka modern, secara teori ia pernah mempelajarinya saat di bangku kuliah. Namun baru kali ini ia mengikuti pelatihan tersertifikasi secara lengkap dan detil.

“Saya sangat senang dan bangga bisa bertemu langsung Presiden Asosiasi Luka Indonesia dan para pakar. Bisa memperoleh ilmu dan pengalaman yang sungguh luar biasa berharga,” pungkas Mansur penuh semangat.(REL)