Sawah di kawasan Paya Jungkat yang masuk wilayah Gampong Leubu Mesjid belum dibajak yang diklaim oleh Gampong Tringgadeng sebagai wilayah mereka. (Foto: Faisal Ali/Kabar Bireuen)

KABAR BIREUEN, Makmur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen melalui Bagian Pemerintahan, diminta segera merespons permasalahan tapal batas antara Gampong Leubu Mesjid dengan Tringgadeng, Kecamatan Makmur, agar cepat diselesaikan.

Persoalan itu perlu jawaban yang pasti, mengingat petani di tapal  batas tersebut belum bisa turun ke sawah. Sebab, sawah mereka masih dibiarkan begitu saja dan belum dibajak.

Adi, salah seorang petani di sana, menyampaikan, saat ini sawah di Paya Jungkat yang termasuk wilayah Leubu Mesjid, belum terjamah untuk dibajak. Padahal, di sana banyak tanah wakaf Masjid Jamik Istiqamah.

“Di Paya Jungkat belum tersentuh traktor untuk mengolah tanah. Ini sangat kita sayangkan,” kata Adi kepada Kabar Bireuen, Senin (1/7/2024).

BACA JUGA: Camat Makmur Mediasi Kisruh Tapal Batas Desa Leubu Mesjid dengan Trienggadeng

Dia mengaku sudah menyiapkan benih padi untuk disemai, tapi lahannya masih belum disentuh traktor.

Masyarakat petani di sana mengatakan, kalau tapal batas ini masih dalam sengketa dengan desa tetangga, aturan turun ke sawah tidak berlaku hingga masalah ini selesai.

“Jika tapal batas ini masih dalam sengketa, ini tidak berlaku aturan. Jadi, jangan petani yang menjadi korban,” ungkap Ahmad, petani lainnya.

Problem ini sedang dalam proses penyelesaian, seharusnya sawah tersebut bisa terus dibajak karena ini masih dalam sengketa.

BACA JUGA: Minta Penyelesaian Perselisihan Antar Desa, Camat Makmur Kirim Surat ke Pemerintah Kabupaten Bireuen

“Karena ini masih dalam sengketa, sambil kita tunggu penyelesaian, petani bisa terus menjalankan aktifitasnya,” sebut warga lainnya.

Menurut amatan media ini, sampai saat ini sawah di sana masih belum dibajak. Dikhawatirkan, petani terlambat menanam padi dan tidak serentak dengan yang lain. Padahal, sudah berjalan selama 20 hari sejak dimediasi pihak muspika setempat, Rabu (12/6/2024).

Petani mengharapkan agar Bagian Pemerintahan Kabupaten Bireuen secepatnya turun ke lokasi karena Muspika Makmur telah menyuratinya, Jumat (21/6/2024), sehingga perselisihan ini dapat diatasi secepatnya. Mengingat, para petani sudah terlambat turun ke sawah. (Faisal Ali)